Malam nanti, ia baru akan tahu apakah perjudiannya akan berhasil atau sebaliknya. Ia tahu belaka, rumah yang dilihatnya sama persis
Menyusun Kenangankau menyusun kenangan dengan bongkah-bongkah tak terlihatyang meluncur dari jari-jari angin, dari kejauhan, darirumah-rumah dan alamat yang sudah lama
KemarauJumpa hura kedip mengincarlima deru amarah waktu.Kuntum menyeberang mataberserah julur ke alun-alun. Daun-daun, jarak-jarak, kita,kering layu gugur menguning Kemarau membakar duriMenusuk tubuh-tubuhTertusuk
Mengagumi Lukisan Nasirun dari Tempat TidurKita sempat melihat lukisan Nasirunyang bagus dan lekas ingatsalah satu sampul buku Danarto Kita melihat dan
Tapamu yang PurwaTuhan melongokmu di suwargaTapa,ejaan namamu dalam bahasa Ibuberarti diam, berdiam diriterbenam dalam kedirianuntuk mencapai kemuliaan Kemuliaan,kata moyang kita adalah
Penduduk Rajakulon heran bukan kepalang. Hari ini, pagi di Rajakulon tak kunjung usai. Di desa tetangga, waktu sudah menunjukkan pukul
Masih ingatkah kita akan tragedi kecelakaan yang berujung kematian sastrawan Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau yang lebih kita dikenal
Puisi tak melulu tentang senja, hujan, atau lara hati. Atau lara hati di senja yang hujan. Puisi juga menyoal peristiwa
Zhuge Liang (諸葛亮, 181-234 C.E) adalah perdana menteri negara bagian Shu (蜀) dalam periode Tiga Negara (220-280 C.E) dari Tiongkok.
Islam kini tak hanya menjadi agama privat yang dihayati oleh pemeluknya masing-masing dalam ruang-ruang perjumpaan spiritualnya dengan Tuhannya. Tak cukup