Please assign a menu to the primary menu location under menu

Ulama ahli Tafsir asal Kab. Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam suatu majelis pengajian bersama para santri pernah menjelaskan tentang kisah lucu Abu Nawas ketika ditanya oleh Raja Harun Ar-Rasyid tentang keberadaan Allah.

Berikut penjelasan Gus Baha:

Setan itu berharap manusia mendiskusikan tentang Tuhan. Makanya, kalau kamu ingin selamat ikuti riwayat Abu Nawas yang masyhur:

تفكروا في خلق الله ولا تتفكروا في الخالق فتهلكوا

“Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tapi janganlah berpikir tentang Allah. Kalau berpikir Allah nanti jadi rusak.”

Makanya, kalau ingat Allah, kamu sifati, “Alhamdulillah, aku diberi makan diberi minum, diberi hidup.”

Ketika ingat Allah, jangan berpikir, “Allah sedang apa ya?”

Makanya, benar Abu Nawas, kalau bahasa Allah perlu kadang guyon (bercanda).

Harun Ar-Rasyid pernah janggal, “Allah di mana dan sedang apa?”

Lama-lama, dia bertanya kepada ulama, “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini dapat hadiah.”

“Ya sudah, Allah panggil..!!” kata Walisongo. Karena kalau disebut Siti Jenar tidak mau.

Semua ulama tidak berani menjawab. Akhirnya Abu Nawas didatangkan untuk menemui Harun Ar-Rasyid, “Saya bisa menjawab, tapi ada syaratnya.”

“Apa syaratnya?” kata Harun Ar-Rasyid.

“Saya duduk di singgasana, anda duduk di bawah,” balas Abu Nawas.

Akhirnya, Harun Ar-Rasyid menuruti syarat dari Abu Nawas karena saking ingin tahu tentang Allah di mana dan sedang apa.

Setelah Abu Nawas duduk di singgasana dan Harun Ar-Rasyid di bawah, lalu Abu Nawas berkata, “Allah sekarang mengangkat Abu Nawas menjadi Raja, dan menjadikan Harun Ar-Rasyid menjadi rakyat”.

Hehehe

Lama-lama Harun Ar-Rasyid kesal karena tidak bisa membantah jawaban Abu Nawas.

Jadi, kadang untuk menjawab pertanyaan orang-orang tentang Allah, bisa meniru cara Abu Nawas.

Link ngaji versi audio-visual:

Gus Baha – Humor Abu Nawas

Topik Terkait: #Gus Baha#Humor Gus Baha

Leave a Response