Jangan Paksa Aku [Puisi]

Pada Sore yang ranum
Mataku tertuju pada sebuah sosok
Aku mendengar suara anak kecil meminta-minta dari kejauhan
Di antara pintu hitam dan putih
Ia bergumam dan gelisah
Ditatapnya tetesan air bercahaya itu dari pucuk-pucuk daun
Dicubitnya setetes demi setetes yang menggantung
Meski terhalang dua pohon pisang
Tiba-tiba tangannya terhenti dan terasa kaku
Ketika bunga liar depan rumahnya tampak dalam cahaya air itu
Tanpa tak seorangpun tahu
Ia berlari ke arah bunga
Dengan tetesan air cahaya dalam genggaman tangannya
Dibawanya titik hitam itu ke dalam lingkaran putih
Matanya berbinar
Wangi bunga itu menyeruak memenuhi jalanan yang lengang
: bunga memikat hatinya
Tak seorangpun tahu
Ia melakukannya karena cinta
tak perduli hari ini mekar atau mati kemudian