Samarinda – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 yang berlangsung di Samarinda, Kalimantan Timur, membawa berkah tersendiri bagi banyak orang. Salah satunya adalah Agus Salim, pengemudi ojek online (ojol) yang merasakan peningkatan pendapatan.
Pria berusia 35 tahun itu mengaku tidak menyangka bahwa perhelatan akbar ini akan begitu berdampak pada pekerjaannya. “Biasanya, saya dapat sekitar 10 sampai 15 order per hari. Tapi selama MTQ, bisa dua kali lipat. Kadang saya terpaksa menolak pesanan karena antreannya terlalu panjang,” ujar Agus ketika ditemui di depan Gerbang Masuk Stadion Sempaja, Sabtu (14/9/2024).
MTQ Nasional yang dihadiri ribuan peserta dari seluruh Indonesia tidak hanya menarik peserta, tetapi juga wisatawan lokal yang membutuhkan transportasi. Lonjakan permintaan jasa ojol dirasakan oleh Agus dan rekan-rekannya yang biasa beroperasi di sekitar pusat kota Samarinda.
“Dari pagi sampai malam, saya hampir tidak berhenti. Pesanan terus berdatangan,” tambah Agus sambil tersenyum.
Selain mendapat penghasilan lebih, Agus juga merasakan pengalaman berbeda selama sepekan acara berlangsung. Ia banyak bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah, termasuk para peserta MTQ. Salah satu momen yang paling berkesan bagi Agus adalah saat ia mengantar seorang qari dari Sumatra.
“Dia bilang ini pertama kalinya dia ke Samarinda, dan MTQ ini jadi kesempatan besar baginya. Ceritanya bikin saya ikut semangat dan bangga bisa membantu,” ungkapnya.
Bagi Agus dan pengemudi ojol lainnya, MTQ Nasional bukan hanya ajang kompetisi Al-Qur’an, tetapi juga mendatangkan dampak ekonomi nyata. Mereka merasakan langsung berkah dari ramainya pengunjung dan peserta.
“Saya bangga bisa sedikit membantu, meskipun hanya dengan mengantar mereka,” ujar Agus.
Meskipun nantinya gelaran MTQ usai dan penghasilannya kembali normal, Agus mengaku pengalaman selama acara tersebut akan selalu dikenang. “Ini bukan sekadar soal pendapatan, tapi pengalaman yang tidak terlupakan,” ucap Agus.