Puisi

Sastra

Wajah Sujud Mbah Ali Maksum Krapyak

Pada senyumAda banyak tatap yang rinduWajah cahaya memancarDari sujudmu Tampak seakanSekujur tubuhAdalah wajah sujudBerbinar penuh kharisma Bukan kanuragan yang bapak teladankanKebersahajaanSaat berdiri

Sastra

Requiem Lorong Rumah Sakit [Puisi]

Terdengar heningSunyi dan sesak yang melengking di telingaUsai membaca bukuRupanya requiem yang menelisik telinga Bukan kicau-kicau burungAtau pita suara manusiaDinding-dinding rumah

Sastra

Jumat Berkah [Puisi]

Jumat BerkahPada hari Jumat berkahSebelum masjid penuh jemaahYang berserah menghadapkan wajahPermadani luas terhamparAyat suci mengantarLangit kubah dan menara bergetarSebuah pertemuan

Sastra

Catatan Kecil Ramadhan [Puisi]

Ini jiwa dan hatiKupersembahkan kepada-MuDan siang dan malamAku ingin kosong.*Aku hanya inginTangan-hati-MuMemelukku.* Aku mau lapar hauskuHanya untuk-MuKarena aku sebutirDebu yang fakir.*Kalau

Sastra

Perempuan [Puisi]

Perempuan itu bukan tempat kamu halakan sindiran Bukan untuk kamu menderu kutukan Bukan untuk sesedap perlecehan Bukan untuk disorak ibu

Sastra

Tubuh Magrib [Puisi]

TUBUH MAGRIB  Akulah tubuh magrib ituhening terbaringtafsir-tafsir daun kering Suara azan dan debur ombaksamar di antara bulu merah burung senja Sempurnalah wajah

Sastra

Serutan Takdir

Pagi ini hujan lebat mengguyurkembali tidur bagi yang lembursuara gemericik air menyanggah panca indrakudi sela semilir angin menusukingatanku kembali padamu;

1 2 3