Sebanyak 54 akademisi, peneliti dan aktivis masjid dari berbagai negara akan memaparkan inovasi masjid ramah lingkungan dalam gelaran International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) yang akan berlangsung di Kota Solo, 1-3 Oktober 2024.
Simposium yang digelar oleh Subdit Kemasjidan ini mengusung tema “Eco-friendly Mosque, Climate Change, and Future Generation” yang berfokus pada pengembangan masjid berwawasan lingkungan sebagai respons terhadap perubahan iklim.
Plt Direktur Urusan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menyatakan bahwa masjid memiliki peran strategis sebagai pusat peradaban yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran dan transformasi sosial.
“Masjid harus menjadi pusat peradaban yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan global, termasuk isu perubahan iklim,” ujarnya, Sabtu (28/09/2024).
Lebih lanjut, Zayadi menambahkan bahwa ISIM 2024 merupakan langkah penting untuk menegaskan kembali peran masjid sebagai institusi yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Kita perlu memikirkan ulang bagaimana masjid bisa lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat modern, termasuk menjadi pelopor dalam implementasi teknologi ramah lingkungan,” jelasnya.
Ia menerangkan, ISIM 2024 juga akan menekankan pentingnya pengembangan masjid ramah lingkungan perihal efisiensi energi. “Dengan mengintegrasikan konsep eco-masjid, kita juga dapat membangun kesadaran jamaah untuk hidup lebih selaras dengan kelestarian alam,” terangnya.
Zayadi menekankan bahwa urgensi pengembangan masjid ramah lingkungan di era sekarang sangat penting mengingat dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
“Saat ini, masjid harus menjadi contoh nyata dari kepedulian lingkungan dan keberlanjutan. Ini adalah tanggung jawab moral kita bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Subdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana, menjelaskan bahwa kegiatan ISIM 2024 akan berlangsung dalam sesi presentasi, bedah buku, dan diskusi bersama para pakar di bidang pengembangan masjid dan lingkungan.
“Di momen ISIM 2024 ini juga akan berlangsung Pameran Foto Masjid Ramah Lingkungan dan Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) yang diikuti oleh berbagai masjid dari seluruh Indonesia,” paparnya.
Akmal juga mengajak masyarakat untuk turut serta secara virtual dalam acara ini dengan mendaftar melalui tautan bit.ly/isim_2024.
“Kami menyediakan akses virtual agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengikuti acara ini. Dengan demikian, informasi dan inovasi yang dibahas di ISIM 2024 bisa disebarluaskan secara lebih luas,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa setelah ISIM 2024, akan ada tindak lanjut berupa workshop dan pelatihan untuk implementasi konsep eco-masjid di berbagai wilayah.
“Kami bertekad, hasil dari simposium ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi dapat diterapkan secara nyata dan masif di lapangan, dan sekaligus berdampak pada pengembangan masjid masa depan,” tutupnya.
ISIM 2024 akan menghadirkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai keynote speaker, yang akan membuka acara dengan topik utama tentang peran masjid dalam menghadapi isu-isu global, termasuk perubahan iklim dan tantangan generasi mendatang.
Lalu simposium ini juga akan diisi oleh pembicara-pembicara ternama dari berbagai bidang, di antaranya adalah Kamaruddin Amin (Dirjen Bimas Islam), Ahmed bin Essa Al-Hazmi (Kepala Atase Agama Kedubes Arab Saudi), Mohamed Nouh (Mohamed bin Zayed University, UAE), Anna M. Gade (University of Wisconsin-Madison, USA), Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta), Sultan F. Al-Rumaithi (CEO Masjid Sheikh Zayed Solo), Muh. Zakuwa bin Rodzali (Imam Besar Masjid Putra, Putrajaya Malaysia), dan Ruth Faber (CEO of EU-CORD, Wecare PaRD Belgium).