Sastra

Cerpen

Surat Pertama [Cerpen]

Ia tinggal di gubuk tua di dekat parit, tinggal sendiri. Orang kampung tak tahu asal usulnya. Banyak versi mengatakan dia

Sastra

Hanafi yang Pergi, dan Ilmu Mengabadi

(Memperingat Ilmuan Hassan Hanafi) Tuan, himpunan ilmumu khazanah umatKupasan keberanianmu membawa berkatTerkenal antara pemikir yang tak kenal penatMemikirkan peradaban yang kian

Sastra

Sepenggal Bulan Madu [Cerpen]

Istana-istana terbangun megah nan indah. Istana itu seperti gedung pencakar langit, bertingkat-tingkat tapi tak dibuat oleh tangan-tangan berdosa. Taman istana

Sastra

Luka Simbah dalam Peluk

Hilang sudah hasrat memetik bunga di area pipimuada kalimat luka simbah dalam pelukkusetahun kita tertahan dalam jarum jambergeming di kejauhankabar

Sastra

Wajah Sujud Mbah Ali Maksum Krapyak

Pada senyumAda banyak tatap yang rinduWajah cahaya memancarDari sujudmu Tampak seakanSekujur tubuhAdalah wajah sujudBerbinar penuh kharisma Bukan kanuragan yang bapak teladankanKebersahajaanSaat berdiri

Sastra

Requiem Lorong Rumah Sakit [Puisi]

Terdengar heningSunyi dan sesak yang melengking di telingaUsai membaca bukuRupanya requiem yang menelisik telinga Bukan kicau-kicau burungAtau pita suara manusiaDinding-dinding rumah

Sastra

Janji Lamar Gus Faiz [Cerpen]

Suara Gus Faiz menggema di ruangan. Nana yang sedari tadi tak melepaskan pandangannya masih saja khusyuk. Bukan khusyuk terhadap kajian

Sastra

Kepulangan [Cerpen]

Begitu banyak cerita yang perlu diungkap ke kamu. Namun kita terhalang jarak yang membuatku candu. Diskusi antara aku dan kamu

Sastra

Mimpi Darno [Cerpen]

Darno menatap jemuran padinya dengan mata berkaca-kaca. Di satu sisi, ia tentu saja gembira jika hasil panen padi kali ini

1 2 6