Hasan Basori yang akrab disapa Basori saat ini aktif sebagai Program Director di Pusat Studi Pesantren, sebuah lembaga yang telah menggerakkan Literasi Pesantren di berbagai daerah di Indonesia dan telah melahirkan banyak ekosistem literasi di kalangan pesantren dan nahdlatul ulama. Pria kelahiran 24 September 1990 dan anak dari Qusairy dan Maslukha ini lahir dan tumbuh di daerah pesisir Jawa Timur, tepatnya di Sekapuk Ujung Pangkah, Gresik. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengahnya di sana, yakni di MTS dan Madrasah Aliyah Keagamaan Assaadah Sampurnan, Bungah Gresik dan mondok di Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik. Selain di Pesantren Qomaruddin, Basori yang saat ini menetap di Parakan, Temanggung, Jawa tengah juga sempat nyantri kilat di Pesantren Langitan, Jawa Timur, Pesantren Kwagean Kediri, Kaliwungu Jawa Tengah, dan Pesantren Qasrul Arifin, Plosokuning, Yogyakarta.
Sejak di pesantren, Basori yang sering berseloroh sebagai santri yang hidup di peradaban laut dan gunung yakni Bungah dan Parakan ini mempunyai minat menekuni dunia kesejarahan Islam dan pesantren. Ketertarikannya yang besar terhadap sejarah semakin kuat ketika Basori memutuskan untuk melanjutkan gelar kesarjanaan dan masternya di studi kesejarahan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan UNUSIA Jakarta dengan judul thesis “Transmisi Undang-undang Malaka di Kesultanan Aceh Abad 17.”
Suami dari Siti Mulyaningsih dan ayah dari Nibras Muftakhar Hasan dan Dyah Rudbeckia Uthaerida Hafsun, sebelum aktif di Pusat Studi Pesantren, pernah bekerja sebagai Kordinator Pojok Gus Dur sejak 2016 hingga 2023 dan Partnership PT Nusantara Nucash utama. Selain itu, ia juga saat ini aktif di DPP MUI bidang Kerukunan Umat Beragama Periode 2020-2025, Lembaga Pentashih Buku Konten Keislaman MUI 2020-2025, Wakil Ketua Lakspedam PWNU DKI Jakarta hingga 2026 mendatang.
Saat ini, Basori sedang menyelesaikan penulisan buku berjudul “Arsip Haji Presiden dan Diplomasi RI-Saudi Arabia” sebagai upayanya memberikan sumbangsih bagi khazanah keislaman Indonesia dan hubungan internasional antar negara. Baginya, penulisan buku selain ingin memotret lebih mendalam tentang pelaksanaan ibadah haji Presiden Indonesia juga ingin menjelaskan tentang keakraban dua negara muslim terkemuka di dunia yakni Indonesia dan Arab Saudi.