KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), ketika mengisi kajian di Masjid Ammar Bin Yasser, MWC NU Jeonju, Korea Selatan pada September 2019, ditanya oleh seorang TKI asal Malang yang menanyakan tentang “Apakah shalat yang tidak khusuk itu bisa diterima Allah?” Pertanyaan ini muncul sebab sulitnya mencari waktu shalat selama kerja di Korea.
Berikut penjelasan Gus Baha:
Khusuk secara tasrifan sharaf yaitu khasya’a yakhsa’u khusu’an. Khusuk itu maknanya takut, yaitu takut kepada Allah. Sehingga pekerja-pekerja di Korea ini yang shalatnya dengan cara mencuri waktu 5 menit izin untuk pergi ke toilet.
Itu menurut saya sudah bentuk khusuk, karena yang mendorong itu ketakutan kita akan hukum Allah. Kita takut kalau meninggalkan shalat.
Tapi, kamu tidak usah membayangkan shalatnya ulama-ulama top atau mursyid-mursyid yang khusuk sampai menangis. Kalau kamu begitu ya di-PHK. Hehehe
Jadi, ketika kamu putuskan waktu 5 menit ke kamar mandi yang digunakan untuk shalat itu sudah versi kekhusukan anda. Itu sudah cukup.
Jadi, khusuk karena takut meninggalkan perintah Allah itu sudah termasuk khusuk. Termasuk shalat lama, itu juga bentuk khusuk.
Karena begini, kalau kamu shalat lama kemudian melampaui waktu yang diizinkan, kemudian anda ditegur, kemudian anda di-PHK. Nanti ketika pulang ke rumah, istri anda bilang “Salah kamu shalat segala!”
Nanti shalat menjadi problem dan momok, jangan sampai agama ini menjadi kambing hitam. Selamatkan shalat anda, termasuk jangan sampai anda di-PHK karena melakukan shalat.
Makanya, kalau anda shalat tepat 5 menit itu bagus, shalatnya sah dan shalat tidak menjadi momok pekerjaan.
Link Ngaji Versi Video: