Media sosial sudah tidak bisa dihindarkan lagi dari dunia dakwah. Ia harus dimanfaatkan dalam rangka menyampaikan pesan-pesan Islam. Pusat Studi Pesantren (PSP) mengajak para kiai dan nyai untuk turut serta aktif dalam menyampaikan dakwahnya melalui media sosial. Hal itu dilakukan dengan memberikan pembekalan keterampilan membuat konten yang menarik.

“Selama pelatihan berlangsung, mereka dibekali keterampilan membuat narasi positif dan produksi video-video pendek, serta wahana lainnya yang dibutuhkan di media sosial sehingga pesantren menjadi simpul penggerak literasi digital,” kata Pendiri PSP Achmad Ubaidillah di Legian, Bali, Rabu (28/8).

Direktur iqra.id itu berharap melalui literasi digital akan terbangun budaya bijak bermedsos di kalangan santri, sekaligus kesiapan membendung viralnya informasi hoaks, ujaran kebencian, benih radikalisme, dan fanatisme agama, ras, dan golongan yang berpotensi mempertajam polarisasi di masyarakat.

Selain itu, kegiatan bertema Jalan Dakwah di Media Sosial itu juga dimaksudkan agar para peserta terampil memproduksi dan mendistribusikan konten-konten positif yang notabene pesantren merupakan gudangnya.

“Namun yang lebih utama dari kegiatan yang kami selenggarakan ini adalah terbentuknya jaringan kiai dan nyai di level nasional untuk memperkuat jaringan pesantren dan memantapkan potensi pesantren sebagai basis pendidikan perdamaian dan peredam arus radikalisme,” ungkapnya.

Lebih rinci, Ubaidillah juga menjelaskan bahwa kegiatan di Pulau Dewata ini untuk mendorong teman-teman Aswaja Dewata menjadi garda terdepan dalam menampilkan konten-konten keislaman dan kebangsaan ala pesantren di Bali.

Sebanyak 20 kiai dan nyai turut menjadi peserta dalam kegiatan yang berlangsung selama empat hari, Rabu-Sabtu (28-31/8). Masing-masing berasal dari berbagai pesantren yang ada di Bali. Mereka menerima materi seputar “Jihad Pesantren Berbasis Literasi Digital” yang diisi oleh founder Alif.id Hamzah Sahal.

Di samping itu, mereka juga mendapatkan materi “Penguatan Simpul Santri Bali di Era Digital: Respon dan Tantangan” dari penulis cum peneliti Iip D. Yahya. Hadir pula Susi Ivvaty menyampaikan materi “Perempuan, Sosial Media, dan Upaya Melawan Radikalisme Agama”. Sementara Gus Yudin Taqiyudin mengisi materi Membuat Video dan Vlog: “Ikhtiar Dakwah Pesantren di Sosial Media”.

Di hari terakhir, para peserta halaqah kiai nyai ini mendapatkan tugas untuk membuat rencana tindak lanjut (RTL) setelah forum ini berakhir. Dengan RTL ini diharapkan silaturrahim dan sinergi antarpeserta akan terus berlanjut dan menguat.

Sebagai informasi, PSP telah menggelar kegiatan serupa di berbagai kota di Indonesia guna meningkatkan produktifitas kaum santri dan para kiai dan nyai dalam melahirkan konten-konten dakwah positif.

Leave a Response