Saya bukan penyanyi atau penyair yang dapat menciptakan lagu indah. Sehingga saya tidak bisa merangkai tulisan saya di bawah ini—tentang Sayidah Aisyah—menjadi sebuah lagu yang bisa dinikmati semua kalangan.
Bukannya saya tidak setuju dengan lagu tentang Siti Aisyah yang sedang ngetrend dan digemari banyak orang. Hanya saja bagi saya kurang menonjolkan sisi keilmuan Sayidah Aisyah, dan lebih banyak menampilkan sosok wanita berparas cantik yang romantis dan paling dicintai oleh Rasulullah Saw.
Betul memang semua itu. Hanya saja kalau kita lagi buka kitab-kitab hadis akan banyak menemukan kalimat “Diriwayatkan dari Aisyah” maupun “Aisyah berkata”. Ini menunjukkan bahwa Sayidah Aisyah tidak hanya sebagai Ummul Mukminin, namun juga sumber rujukan dalil-dalil Agama.
Baiklah. Kita awali dengan pembuka yang disampaikan oleh Al-Hafidz Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala‘:
ﻭَﻻَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺃُﻣَّﺔِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ- ﺑَﻞْ ﻭَﻻَ ﻓِﻲ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ﻣُﻄْﻠَﻘﺎً اﻣْﺮَﺃَﺓً ﺃَﻋْﻠَﻢَ ﻣِﻨْﻬَﺎ
“Tidak saya ketahui dalam umat Muhammad shalallahu alaihi wasallam ini, bahkan keseluruhan wanita secara mutlak, wanita yang lebih berilmu dibanding Aisyah”
ﻣُﺴْﻨَﺪُ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ: ﻳَﺒْﻠُﻎُ ﺃﻟﻔﻴﻦ ﻭﻣﺌﺘﻴﻦ ﻭَﻋَﺸْﺮَﺓِ ﺃَﺣَﺎﺩِﻳْﺚَ. اﺗَّﻔَﻖَ ﻟَﻬَﺎ اﻟﺒُﺨَﺎﺭِﻱُّ ﻭَﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣﺌﺔ ﻭَﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٍ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﺣَﺪِﻳْﺜﺎً ﻭَاﻧْﻔَﺮَﺩَ اﻟﺒُﺨَﺎﺭِﻱُّ ﺑِﺄَﺭْﺑَﻌَﺔٍ ﻭَﺧَﻤْﺴِﻴْﻦَ ﻭَاﻧْﻔَﺮَﺩَ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﺑِﺘِﺴْﻌَﺔٍ ﻭَﺳِﺘِّﻴْﻦَ
Hadis sanad yang dimiliki Aisyah adalah 2210 hadis. Bukhari dan Muslim menyepakati hadis dari Aisyah sebanyak 174 hadis. Bukhari saja meriwayatkan dari Aisyah sebanyak 54 hadis. Dan Muslim saja yang meriwayatkan dari Aisyah sebanyak 67 hadis.
Sayidah Aisyah adalah pilihan dari Allah untuk Baginda Rasulullah Saw.
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ اﻟﻠﻪِ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﺃُﺭِﻳْﺘُﻚِ ﻓِﻲ اﻟﻤَﻨَﺎﻡِ ﺛَﻼَﺙَ ﻟَﻴَﺎﻝٍ ﺟَﺎءَ ﺑِﻚِ اﻟﻤَﻠَﻚُ ﻓِﻲ ﺳَﺮَﻗَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺣَﺮِﻳْﺮٍ ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ: ﻫَﺬِﻩِ اﻣْﺮَﺃَﺗُﻚَ ﻓَﺄَﻛْﺸِﻒُ، ﻋَﻦْ ﻭَﺟْﻬِﻚِ ﻓَﺈِﺫَا ﺃَﻧْﺖِ ﻓِﻴْﻪِ. ﻓَﺄَﻗُﻮْﻝُ: ﺇِﻥْ ﻳَﻚُ ﻫَﺬَا ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ اﻟﻠﻪِ ﻳُﻤْﻀِﻪِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku bermimpi tentangmu selama 3 malam. Malaikat membawanya dalam sebuah tempat yang terbuat dari sutera. Malaikat berkata: “Ini adalah istrimu”. Aku buka wajahmu ternyata engkau di dalamnya”. Aisyah berkata: “Jika ini datang dari Allah maka akan berlanjut.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
Dari segi kuantitatif jumlah hafalan hadis Abu Hurairah memang lebih banyak dari Sayidah Aisyah, 5000 lebih hafalan hadis Abu Hurairah, namun dalam hal penyampaian Sayidah Aisyah lebih baik. Berikut riwayatnya:
عن ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﺃَﻻَ ﻳُﻌْﺠِﺒُﻚَ ﺃَﺑُﻮ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺟَﺎءَ ﻓَﺠَﻠَﺲَ ﺇِﻟَﻰ ﺟَﻨْﺐِ ﺣُﺠْﺮَﺗِﻲ ﻳُﺤَﺪِّﺙُ، ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻳُﺴْﻤِﻌُﻨِﻲ ﺫَﻟِﻚَ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﺃُﺳَﺒِّﺢُ، ﻓَﻘَﺎﻡَ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺃَﻗْﻀِﻲَ ﺳُﺒْﺤَﺘِﻲ، ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﺩْﺭَﻛْﺘُﻪُ ﻟَﺮَﺩَﺩْﺕُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻳَﺴْﺮُﺩُ اﻟْﺤَﺪِﻳﺚَ ﻛَﺴَﺮْﺩِﻛُﻢْ
Aisyah berkata: “Apakah kau tidak heran dengan Abu Hurairah, ia datang lalu duduk di dekat kamarku, ia menyampaikan hadis dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, ia mengeraskan suara agar kudengar, sementara aku sedang shalat Sunah. Tapi Abu Hurairah pergi sebelum aku selesai dari shalat sunah. Andaikan kujumpai dia maka akan aku tegur: “Nabi tidak menyampaikan sabdanya dengan cepat dan banyak seperti kalian.” (H.R. Muslim)
Harapan kita bagi para wanita di sekitar kita–istri, anak perempuan, murid, dan lain-lain–yang dapat diambil keteladanan dari Siti Aisyah bukan sekedar kemesraan seorang istri bagi suaminya, namun juga sisi keilmuan dan kepandaian Siti Aisyah. (MZN)