Sebentar lagi umat Muslim akan berjumpa dengan bulan Rojab, Sya’ban dan Ramadhan. Kenapa banyak yang antusias menyambut kedatangan ketiga bulan ini? Tentu saja sebab banyak keutamaan dan kemuliaan yang melimpah.
Syariat Islam yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an sudah menerangkan bahwa ada 4 bulan mulia, yaitu Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.
Selain itu, ada pula bulan lain yang mempunyai kemuliaan khusus seperti Sya’ban dan Ramadhan.
Kendati demikian, setiap Muslim mempunyai perasaan yang berbeda-beda, ada yang merasa senang atau ada pula yang merasa biasa-biasa saja. Namun, pada umumnya Muslim tentu sangat gembira. Apalagi akan bertemu dengan Bulan Suci Ramadhan yang sering membuat rindu umat Islam.
Sebelum mengetahui sejarah nama tiga bulan mulia, berikut ini urutan nama-nama dalam kalender tahun Hijriah:
1. Muharram
2. Shafar
3. Rabi’ul Awwal
4. Rabi’ul Tsani (Akhir)
5. Jumadal Ula (Awwal)
6. Jumadal Tsani (Akhirah)
7. Rajab
8. Sya’ban
9. Ramadhan
10. Syawal
11. Dzulqa’dah
12. Dzulhijjah
Bulan Rajab
Rajab dalam tradisi masyarakat Arab adalah salah satu bulan yang haram bagi mereka untuk melakukan peperangan. Hal itu berarti mereka haram membunuh ketika masa itu.
Penyebutan istilah Rajab sebab salah satu makna rajab (رجب) dalam bahasa Arab memang berarti sesuatu yang mulia. Maksud konteks ini adalah mereka memuliakan dirinya dan orang lain dengan tidak saling membunuh.
Selai itu, ada juga yang mengatakan bahwa Rajab bermakna melepaskan mata pisau dari tombak sebagai simbol berhentinya perang.
Bulan Sya’ban
Asal mula penamaan bulan yakni berakar dari kata kata syi’b (شعب) yang berarti kelompok. Penamaan itu karena ketika masuk bulan Sya’ban, masyrakat Arab kembali ke kelompok (suku) mereka masing-masing.
Salah satu misi mereka berkelompok lagi adalah untuk berperang melawan kelompok lainnya. Hal ini sebab setelah sebelumnya di bulan Rajab mereka hanya duduk di rumah masing-masing.
Bulan Ramadhan
Adapaun sejarah bulan ini berakar dari kata Ramadh (رمض). Maknanya adalah panas yang menyengat atau membakar.
Penamaan ramadh sebab memang matahari pada bulan ini jauh lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain. Sehingga panas matahari menghasilkan sengatan yang lebih tinggi.
Berikut ini bacaan doa bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan lengkap Arab latin dan artinya.
Latin: Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan.
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Selanjutnya muncul pertanyaan, apakah ada dalil berupa hadits Nabi Saw tentang membaca doa untuk menyambut bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, dalam sebuah hadits dari sahabat Anas bin Malik meriwayatkan:
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا دخَل رجَبٌ قال اللَّهمَّ بارِكْ لنا في رجَبٍ وشَعْبانَ وبلِّغْنا رمَضانَ
“Rasulullah Saw ketika memasuki bulan Rajab berdoa: Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa ballighna ramadhan [Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan].” (HR. Imam Thabrani)
Adapun status hadits ini tidaklah shahih. Meski begitu, banyak imam ahli hadits yang meriwayatkan hadits ini. Ahli hadits itu antara lain Imam Ibn Abi al-Dunya, Imam Abdullah ibn Ahmad, Imam al-Baihaqi, Imam Nawawi, dan lain-lain.
Pertanyaan lainnya, mengapa umat Islam boleh menggunakan hadits yang tidak shahih?
Sebagaimana keterangan dari para mujtahid, bahwa status hadits yang kategorinya hasan atau dhoif pada dasarnya bisa digunakan hanya dalam amalan, bukan pada ubudiyah dan aqidah.
Dengan begitu, demikian penjelasan singkat soal sejarah, doa dan dalil haditsnya tentang doa Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan. Semoga bermanfaat. Amin. (MZN)