Jakarta – Kementerian Agama melalui Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais), Direktorat Jenderal Bimas Islam, menggelar acara Khitanan Massal yang diikuti 100 anak dan 2000 paket santunan Yatim-Dhuafa di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Selasa, (16/7/2024).
Kegiatan ini merupakan rangkaian agenda ‘Amazing Muharam 1446 Hijriah’ yang bertajuk “Semangat Hijrah untuk Menyongsong Nusantara Baru, Indonesia Maju”.
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, mengatakan, kegiatan khitanan massal dan santunan anak yatim dan dhuafa ini merupakan wujud nyata dari komitmen dan kepedulian Kemenag terhadap sesama, terutama mereka yang kurang beruntung.
“Anak-anak yatim dan dhuafa adalah bagian dari masa depan bangsa, dan melalui perhatian serta dukungan yang tepat, mereka dapat tumbuh menjadi generasi penerus yang soleh, kuat, berakhlak mulia, dan berbakti kepada agama, bangsa, dan negara,” jelasnya.
Melalui khitanan massal dan santunan yatim dan dhuafa ini pula, imbuh Zayadi, Kemenag berupaya membangun masyarakat Indonesia yang lebih peduli terhadap sesama. Ia berharap, kegiatan seperti ini dapat memperkuat fondasi Indonesia yang lebih solid, maju, dan sejahtera, serta menginspirasi semua untuk terus menjaga semangat hijrah.
“Khitanan massal dan santunan ini merupakan bentuk pelaksanaan ajaran Islam yang selalu menganjurkan kita untuk berbagi dan membantu sesama,” jelasnya.
Sementara Koordinator Acara yang juga Kepala Subdit Dakwah dan Hari Besar Islam, Andi Yasri, menuturkan, melalui kegiatan ini setiap anak mendapatkan layanan kesehatan gratis, uang saku, uang transport, paket sembako, dan perlengkapan sekolah.
Andi menyebut, kegiatan ini memiliki tiga tujuan. Pertama, meningkatkan kepedulian sosial. Acara ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepedulian sosial terhadap anak-anak yang kurang mampu.
Kedua, memfasilitasi kewajiban agama dan memberikan sedikit kebahagiaan. Disebutkan, khitan merupakan kewajiban syariat bagi tiap Muslim laki-laki. Dengan menggelar khitanan massal dan santunan yatim dan dhuafa, lanjutnya, Kemenag berupaya membantu umat Islam menjalankan kewajiban agama tersebut dan meringankan sedikit beban mereka.
Ketiga, memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya khitan dari segi kesehatan dan agama, serta memberikan santunan kepada yang membutuhkan.
“Khitan juga punya manfaat kesehatan yang signifikan seperti mengurangi risiko infeksi,” ungkapnya.
“Adapun terkait santunan yatim dan dhuafa, Islam selalu menganjurkan kita untuk berbagi dan membantu sesama,” lanjutnya.
Orang tua peserta khitanan massal dari Ciseeng, Bogor, Muhammad Sapwan, mengaku senang dan berterima kasih kepada Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag karena telah mengadakan Khitanan Massal. Dengan mengikuti kegiatan ini, ia merasa lega karena sudah menjalankan kewajibannya untuk mengkhitan anaknya.
”Harapan saya, program ini terus dijalankan supaya anak-anak lebih cepat dikhitan dan bisa bertanggung jawab lagi untuk masalah keagamaannya,” katanya.
Ia mengapresiasi pelayanan yang diberikan dan metode baru yang digunakan dalam sunatan massal ini, yaitu sunat cincin (ring). Dengan metode ini, anak yang disunat tidak merasa sakit saat buang air kecil. Salah satu kelebihan sunat cincin adalah, tidak memerlukan jahitan atau perban, dan minim pendarahan sehingga alat kelamin yang disunat boleh terkena air.
Muhammad Yasin, bapak dari salah seorang peserta khitanan massal, mengaku puas dengan layanan yang diberikan oleh panitia Khitanan Massal. Ia berharap, Khitanan Massal menjadi program andalan dan tahunan Kemenag.
”Semoga proses khitanan massal berjalan dengan baik,” ucap Yasin, yang berasal dari Cengkareng.
Abdullah Armia Mubarak, salah satu peserta khitan massal, bilang, kegiatan Khitanan Massal ini sangat menyenangkan dan panitia menerima dengan baik. Ia berharap, ke depan Kemenag bisa menambah jumlah peserta khitanan massal sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat secara lebih luas.
Kegiatan ini juga didukung oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), LAZNAS Salam Setara Foundation, BSI Maslahat, Yayasan Kesehatan Madani (Yakesma), dan LAZIS Assalam Fil Alamin (ASFA).