Beberapa kali saya ditawari menjadi pengurus PBNU. Saya berkali-kali bilang tidak mau.
Hanya saja, PBNU tidak kurang akal dengan cara menggunakan ‘tangan’ Mbah Maimoen Zubair supaya agak maksa saya.
Karena saya dari dulu tidak punya rencana jadi orang besar. Jadi orang biasa saja kayak jenengan (Anda).
Mau ngopi santai, mau melarat (miskin) pantas, mau keliru juga pantas karena bukan kiai. Jadi enaklah..
Jadi kiai kan ndak enak. Kalau tidak makan ya lesu, tapi kalau keliru disalahkan orang banyak. Sampean kalau salah kan dimaklumi. Jadi masyarakat awam itu enak.
Terus jadi kiai itu ruginya begini. Misal, saya orang ‘alim ‘allamah, lalu ada pengumuman, “Gus Baha masuk surga”.
Nanti pengumuman kedua itu mengecewakan, “….dan para penggemarnya”. Hehehe
Karena memang aturan begitu, para wali dan orang alim itu dapat masuk surga. Tapi untuk para penggemarnya kan tidak ada syaratnya, siapa saja bisa. Hehehe
Makanya, banyak orang mencari jalan pintas. “Nggak mau alim sendiri ah, jadi penggemar Gus Baha saja, hehehe..”
Itu sebenarnya orang oportunis!! Hehe
Terus akhirnya saya dipanggil beliau (Mbah Moen). Beliau menyuruh saya untuk menjadi salah satu jajaran Syuriah PBNU.
Yang unik dari wasiat beliau itu bukan masalah jajaran syuriah NU.
Kata beliau, “Indonesia harus kamu jaga. Bila perlu nanti di Lembaga Dakwah NU itu melibatkan orang macam-macam, dari partai macam-macam”.
Ketika saya bertanya, “Kenapa, yai?”
“Yang bisa menjaga Indonesia itu nasionalis dan religius. Jangan sampai Indonesia punya dosa paten pinaten (saling membunuh). Caranya bagaimana? Kudu rukun kaum religius-nasionalis!”
Kalau sudah saling membunuh itu seperti Mesir dan Syiria.
Jadi, Fikih Mbah Moen itu jangan dilihat misalnya seorang kiai bertemu tokoh A, tapi lihatlah ini suatu ikhtiar Indonesia supaya damai.
Saya termasuk santri yang akhirnya mencari argumentasi tersebut. Singkat cerita, saya mencari di khazanah-khazanah dan menemukan Rasulullah pernah berdamai dengan Suhail bin ‘Amr, seorang tokoh kafir Quraisy yang bisa mengendalikan orang Quraisy. Sekali dia komando “perang” maka akan perang. Itu kalau terjadi perang, pasti banyak terjadi korban.
Dan semua perjanjian itu merugikan Nabi, tapi beliau merima saja, asal tidak saling bunuh, chaos, saling collapse. (Alfi Zakiyatid Darojah)
Simak sumber video selengkapnya: klik >> “Gus Baha – Syuriah PBNU”