Apakah dengki itu?
Syaikh Tahir Ibn Asyur di dalam tafsirnya al-Tahrir wa al-Tanwir (Tunis, Dâr Sahnûn, 1997, vol. 30) menjelaskan bahwa dengki adalah
إحساس نفساني مركب من استحسان نعمة في الغير مع تمني زوالها عنه لأجل غيرة على اختصاص الغير بتلك الحالة
Artinya dengki (hasad) adalah “perasaan jiwa yang muncul dari melihat kebaikan pada orang lain dengan harapan agar kebaikan itu hilang dari orang tersebut karena cemburu (girah).”
Harus dibedakan antara iri dan dengki. Memang dalam KBBI, iri adalah sinonim dengan dengki. Namun, sebenarnya ada perbedaan yang cukup penting. Iri adalah perasaan cemburu dengan kelebihan orang lain, namun ia menjadikannya sebagai cambuk bagi dirinya untuk maju seperti yang diirikan, sementara dengki, tidak.
Dengki adalah perasaan cemburu dengan kelebihan atau nikmat yang terdapat pada orang lain, tetapi ingin nikmat itu ada pada dirinya tanpa usaha, dan ia ingin nikmat itu hilang atau hancur dari orang yang didengkikan.
Bahkan dengki teramat jahat, karena si pendengki ingin semua nikmat dan cara atau jalan kenikmatan itu hancur seluruhnya dari orang yang didengkikan. Jadi, buruknya dengki bukan saja ia ingin nikmat dan penyebabnya yang ia dengkikan itu hilang, tetapi semua yang ada pada si orang yang didengkikan itu hancur semua.
Pantaslah dikatakan bahwa dengki ialah dosa pertama yang dilakukan oleh manusia, seperti kisah anak Adam, Qabil yang dengki terhadap saudaranya Habil, karena kurban Habil diterima, sementara kurban Qabil ditolak. Ia dengki, dan akhirnya ia membunuh saudaranya sendiri (lihat QS. al-Maidah: 27-29).
Penyair Arab Basyar Ibn Burad mengatakan : “In yahsudûnî fa’innî gayru lâ’imihim, qablî minan nâsi ahlul fadli qad husidû”. Artinya, jika mereka dengki kepadaku, maka aku bukanlah orang yang layak didengkikan, sebelumku banyak orang mulia dari manusia telah didengkikan.
Semoga kita terhindar dari para pendengki.
Semoga kita tidak punya sifat dengki.
Agar terhindar dari keduanya, jadikanlah amalan harian dengan membaca QS. al-Falaq, seperti yang Allah Swt. ajarkan kepada Nabi Muhammad saw.