IQRA.ID, Jombang – Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari memiliki dua warisan besar untuk umat Islam terutama di Indonesia. Warisan tersebut berupa ilmu dan pergerakan. Ilmu yang diwariskan Kiai Hasyim tertuang dalam kitab-kitabnya dan lewat jalur sanad santri Tebuireng. Sedangkan warisan pergerakan yaitu lewat jamiyah Nahdlatul Ulama (NU).
Demikian disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz saat menghadiri wisuda ke-IV mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng di gedung KH Yusuf Hasyim lantai 3 Pondok Pesantren Tebuireng.
Kiai Abdul Hakim mengatakan, Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng memilih takhasus hadits dan ilmu hadis dengan harapan bisa meneruskan keilmuan yang digeluti KH M Hasyim Asy’ari, yaitu pakar hadits Indonesia.
“Tantangan paling berat saat ini adalah menjaga warisan Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari baik warisan secara keilmuan maupun pergerakan,” jelasnya, sebagaiman dikutip dari situs NU Online pada Sabtu (22/8).
Menurut Kiai Abdul Hakim, tugas para pendidik dan ulama adalah membimbing generasi penerus yaitu santri untuk menghadapi tantangan zaman. Bimbingan ini penting sebelum para santri ini terjun ke masyarakat.
“Ketika terjun di masyarakat, gunakanlah dasar-dasar yang sudah diajarkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari,” imbuhnya.
Salah satau cicit KH M Hasyim Asy’ari ini juga berpesan kepada para santri Tebuireng untuk tetap menjaga nama baik almamater saat syiar dakwah di masyarakat.
“Kepada para wisudawan mahasantri Ma’had Aly, bahwa kita harus bersama-sama mampu menjujung, menjaga nama baik Pesantren Tebuireng, di manapun berada,” tegasnya. (Syarif Abdurrahman/Syamsul Arifin/MZN)