Setiap Muslim wajib mengetahui sifat-sifat wajib, mustahil (muhal), dan jaiz bagi Allah. Artikel ini akan memberikan penjelasan bab tauhid tentang sifat jaiz Allah Ta’ala, yang berbunyi Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.
Sifat ini perlu muslim ketahui karena berkaitan dengan keimanan kita sebagai hamba Allah. Apalagi ada dampak yang sangat fundamental dalam setiap perilaku orang mukmin.
Bila kita bertanya tentang dalil beriman kepada Allah, tentunya Al-Qur’an telah menyebutkan tentang wujud dan keberadaan Allah. Berikut ini beberapa ayat yang bisa menjadi dalil atau dasar iman kepada Allah:
Qur’an Surat Al-Qashash ayat 30:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Qur’an surat An-Nisa’ ayat 136:
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”
Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 22:
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Maksud dari sifat ini adalah hak prerogatif Allah untuk melakukan segala sesuatu atau tidak melakukannya. Adapun tulisan dan artinya yaitu:
Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.
Artinya: “Mengerjakan segala sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya.”
Dalam kitab Jawahirul Kalamiyah, Syekh Thahir Al-Jazairy menerangkan bahwa pengertian sifat jaiz bagi Allah adalah:
Sifat Jaiz bagi Allah Ta’ala adalah melakukan hal-hal yang mungkin dan (atau) meninggalkannya, seperti dijadikannya manusia itu kaya atau miskin, sehat atau sakit, dan lain sebagainya.
Ada hikmah-hikmah bagi orang yang beriman kepada Allah. Hal ini sebab beriman kepada Allah itu salah salah satu rukun iman, maka mempelajarinya adalah kewajiban.
Lalu, apa saja hikmahnya? Berikut hikmah yang kita dapatkan tatkala beriman kepada Allah:
Demikian penjelasan tentang sifat jaiz bagi Allah. Semoga bermanfaat. Amin.