Kulonprogo – Menjadi santri NU adalah karunia indah dalam hidup manusia yang menjelma menjadi kesediaan untuk selalu berbagi kebahagiaan dan empati kepada sesama di mana pun ia berada. Berbagi adalah denyut nadi santri NU, sehingga seorang santri tidak harus menunggu menjadi kaya atau memiliki rezeki berlebih untuk bersedia berbagi, khususnya kepada para kesayangan Nabi, yakni anak-anak yatim dan kaum dhuafa.
Demikian dinyatakan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus (IKAQ) di Kawasan Jabodetabek dan sekitarnya KH Syaifullah Amin, Ahad (14/7) dalam acara Bhakti Sosial dan Santunan Yatim dan Dhuafa di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain santunan anak yatim dan dhuafa, Bhakti Sosial IKAQ Jabodetabek ini juga menggelar pengobatan gratis dan cukur gratis untuk masyarakat Samigaluh dan sekitarnya.
“Keikhlasan untuk berbagi harus terus dilatih sejak dini, selama menjadi santri hingga sampai nanti telah menjadi manusia seutuhnya. Bhakti sosial ini tentu bukan hal yang istimewa dari sisi jumlah dan jangkauan, tetapi keberlanjutan latihan itulah tujuan dari kegiatan ini,” tutur pria yang akrab disapa Kang Amin.
Lebih lanjut, Kang Amin menjelaskan bahwa bakti sosial ini adalah kegiatan rutin IKAQ Jabodetabek yang diselenggarakan setiap tahun dengan lokasi yang berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia. Bhakti sosial ini digelar sebagai sarana dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya dalam rangka memperkenalkan Madrasah Qudsiyyah Kudus kepada khalayak luas.
“Madrasah Qudsiyyah Kudus sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang didirikan oleh salah seorang pendiri NU yakni KHR Asnawi, melalui para alumninya terus bertumbuh dalam pengabdian Bersama masyarakat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Agar dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah terus mengakar di tengah-tengah masyarakat,” jelas Kang Amin.
Acara yang berlokasi di Rajendra Farm ini diselenggarakan bekerja sama dengan IKAQ Yogyakarta dan IKAQ Solo Raya. Untuk paket Pengobatan Gratis bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LK PCNU) Kulon Progo. Dalam sambutan pembukaan, Camat Samigaluh Suryantoro menyatakan, menyambut baik kedatangan para alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus dan berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat serta terjalin silaturahmi yang berkelanjutan.
Para penerima santunan yang dikoordinasi oleh Kepala Desa Ngargosari mendapatkan paket sembako, kurma, sejumlah uang tunai dan kitab Fasholatan karya KHR Asnawi asal Kudus. Acara Santunan ditutup dengan doa Bersama yang dipimpin oleh salah seorang pengurus Masjid Syeikh Surakarta KH Zainal Anwar yang juga alumnus Madrasah Qudsiyyah Kudus.
Bhakti sosial yang digelar selama dua hari Sabtu-Ahad (13-14/7/2024) ini juga diikuti oleh santri-santri Pesantren Madinah El-Quds Wates Kulon Progo yang sekaligus mereka menjalankan outbond dan rihlah. Selain mengikuti baksi sosial mereka juga menikmati pemandangan yang indah di lokasi sebagai refreshing dari kesibukan sehari-hari dan menghilangkan penat selama di pesantren.
Pengasuh Pesantren Madinah El-Quds Prof. Nuruddin yang juga alumnus Madrasah Qudsiyyah Kudus menyatakan, Bakti Sosial dan outbond ini juga sebagai sarana bagi para santri untuk belajar tentang pengabdian masyarakat. Bhakti sosial juga sebagai sarana silaturahmi antar alumni yang telah memiliki kesibukan di tempat tinggalnya masing-masing.
“Semoga para santi bisa terus tumbuh sebagai kader santri yang dapat diandalkan dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya kelak. semoga pula mereka nantinya bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan para senior lainnya yang telah lebih dahulu terjun di tengah-tengah masyarakat,” harap Nuruddin. (Iqbal Chaqa Fuzta)