KH Ahmad Bahauddin Nursalim, ulama ahli Qur’an yang juga pengasuh Pesantren Tahfidz LP3IA, Narukan, Kab. Rembang, saat majelis pengajian dalam rangka Haul KH Raden Asnawi Kudus ke-62 pernah menjelaskan tentang keramatnya Kitab Fasholatan yang ditulis oleh Kiai Asnawi.
Berikut penjelasan dari Gus Baha:
Saya termasuk cucu KH Raden Asnawi yang membawa kitab Fasholatan ke Sragen, Salatiga, termasuk ke Korea Selatan. Bukan beli 1 2 saja, tapi 2 3 kardus. Itu sudah saya lakukan sejak dari dulu sampai sekarang.
Mungkin ini GR saya. Saya ngaji di sini itu barokahnya jualan Fasholatan. Bukan jualan yang mencari laba (untung), tapi saya gratiskan. Itu dagang akhirat lah kira-kira.
Jadi, kalau saya masuk neraka itu tidak pantas. Mosok bakul Fasholatan kok neraka. Kayaknya tidak pantas! He…
Karena saya termasuk orang yang mempunyai cara berpikir yang optimis.
Saya mengetahui doa sholat ya barokahnya kitab Fasholatan. Makanya, saya sediakan kitab Fasholatan kalau ada orang sowan dari daerah terbelakang.
Kitab Fasholatan memang keramat. Saya tidak bisa membayangkan Indonesia tanpa Raden Asnawi, tanpa kiai-kiai yang mengajar kitab Fasholatan, dan mengajar sifat-sifat Allah. (M. Zidni Nafi’)
Link ngaji versi video: