Pengasuh Pesantren Tahfidz Qur’an LP3IA Rembang KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam suatu pengajian kitab bersama para menerangkan tentang baiknya sikap bagi orang yang tidak bisa berangkat haji dan umrah.
Berikut keterangan dari Gus Baha:
Fenomena di zaman akhir itu begini. Malaikat di zaman akhir seumpama di posisi manusia pasti bingung, untung malaikat bukan manusia jadi tidak perlu bingung.
(Sebagian) artis-artis yang mampu umrah itu berkahnya pornografi, punya uang banyak.
Misalnya malaikat disuruh menulis, apakah malaikat bisa mikir? Umrahnya bagus, tapi uangnya dari pornografi. Sehingga umrah dari barokah pornografi.
Untung malaikat tidak bisa mikir, akhirnya yang ditulis فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat [balasan]nya).
Makanya sebodoh-bodoh orang Islam kalau sudah melarat (miskin) tapi pengen umrah dan haji.
Harusnya kalau kita sudah menutup aurat seperti pakaian Muslim, misalnya sebagai Muslimah yang menutupi aurat sebaiknya syukur kepada Allah karena sekarang juga dan detik ini juga dia menjalankan perintah Allah yaitu menutupi aurat.
Dia tidak usah mengeluh kalau ditakdir tidak bisa haji dan umrah, sebab menutupi aurat itu bagian urgen (penting) dari syariat islam.
Harusnya dia syukur tidak usah mengeluh, “Itu artis-artis fasik diberi umrah, kok aku orang sholeh tidak diberi umrah…”
Bodoh kalau ada orang (berpikir) seperti itu. Dia harus syukur!
Dengan statusnya dia yang miskin, dari awal dia tidak pernah wajib (haji dan umrah). Sesuatu yang tidak wajib baginya kok diinginkan. Paham nggeh?
Dengan status dalam kotak (tabungan) hanya 5.000 dan beras setengah kilogram itu sudah tidak wajib (untuk haji dan umrah). Ibadahnya cukup sabar dan menutupi aurat itu dilanjutkan.
Bukan kok malah tidak kepengen menutupi aurat, akhirnya menjadi artis pornografi.
Akhirnya dari nama Islam menjadi nama (panggung) yang bukan Islam. Banyak lho artis-artis namanya Islam semua, tapi karena tidak laku-laku sehingga menggunakan nama yang bukan Islam. Supaya kelihatan sehingga kadang pergi umrah.
Kamu tidak usah mikir itu “hukumnya bagaimana?” Kamu bukan Tuhan kok mikir hukumnya. Biar Allah yang menghukumi, kamu tidak usah ikut-ikut.
Teman saya yang kerja di Mekkah kan banyak. Ada yang cerita, “Artis-artis kalau umrah pada menangis, Gus.”
“Kamu kok tahu?”
“Yang mengajari doa kan saya, Gus”
“Kamu dibayar berapa?”
“Banyak, Gus. Kalau nangisnya lama, bayaran saya tambah banyak.”
“Cangkemmu..!!”
Dia tukang mandu artis yang umrah. Dia kenal artis-artis nasional.
Saya berkata saya teman saya tadi, “Kamu jangan kurang ajar nemen-nemen (keterlaluan). Kamu kan berani mengajari doa tawaf dan sa’i, terus apakah kamu berani mengajari caranya menutupi aurat?”
“Tidak berani, Gus”
“Itu berarti tidak termasuk مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ”
Kalau aku kiainya bakal bilang, “Tidak usah berdoa tawaf itu tidak wajib, yang wajib itu menutupi aurat.” Tapi ya nggak laku… Hehehe Paham nggeh?
Simak sumber video pengajian ini, klik >> “Gus Baha – Tidak Bisa Haji dan Umrah”