Ilmuwan Islam Perempuan- Dalam khazanah keilmuan Islam di bidang matematika, masyarakat muslim barang kali tidak begitu asing dengan para ilmuwan Islam laki-laki, seperti Al Khawarizmi, Al Battani, Al Kindi dan lainnya. Ilmuwan-ilmuwan tersebut hidup di Timur Tengah sekitar abad ke-8 hingga ke-10 Masehi.
Padahal, pada masa itu juga terdapat seorang ilmuwan Islam perempuan di bidang matematika yang begitu cemerlang akan pemikiran dan penemuannya. Beliau adalah Sutayta Al-Mahamali.
Sutayta Al-Mahamali adalah ilmuwan matematika muslimah yang hidup pada abad ke-10 M di Kota Irak, Baghdad. Ia banyak menghabiskan waktunya dengan belajar kepada banyak guru, salah satunya kepada ayahnya sendiri, yaitu Abu Abdullah Al Hussen. Ayahnya merupakan seorang hakim yang terkenal di Baghdad. Sehingga tidak heran, kehidupan Sutayta dikenal mapan. Ia dikenal oleh banyak akademisi di Baghdad.
Sutayta juga memiliki seorang paman yang merupakan sarjana dalam bidang hadis dan anak laki-laki yang bernama Abu Hussein Mohammed bin Ahmed bin Ismail al-Mahamli yang juga merupakan seorang hakim.
Tesneem Alkiek melalui Yaqeen Institute for Islamic Research: Inspirational Muslim Women memberikan pandangannya tentang sosok Sutayta Al Mahamali. Dalam mencari ilmu, Sutayta banyak diajar dan dibimbing oleh sejumlah sarjana termasuk ayahnya.
Ia belajar matematika, sastra Arab, hadis, hukum, sejarah, dan lainnya. Banyak sarjana yang kagum kepada Sutayta sebab dibandingkan dengan yang lain, Sutayta dinilai paling berpengetahuan. Ia juga mendapatkan pujian dari Al Baghdadi dan Ibnu Katsir.
Sutayta lahir dan hidup di lingkungan cendekiawan pada masanya. Terlebih ia belajar di The Stradivari School of Law. Ia adalah pribadi yang sangat murah hati dan dihormati. Ia sangat menekuni ilmu matematika, bahkan ia juga ahli dalam ilmu waris.
Kontribusi Sutayta Al Mahamali
Sutayta Al Mahamali adalah sarjana multitalenta yang ahli dalam berbagai bidang. Namun, ia lebih tertarik mendalami ilmu matematika. Dalam buku Muslim Itu Hebat disebutkan bahwa Sutayta berhasil memecahkan solusi persamaan dalam matematika (aljabar). Penemuannya ini dijadikan rujukan oleh banyak ahli hingga saat ini.
Karena keterbatasan informasi, tidak diketahui secara spesifik tentang persamaan tersebut. Namun pada dasarnya, beliau memberikan kontribusi asli untuk teori aritmatika dan sistem persamaan yang rumit. Gebrakan Sutayta juga meruntuhkan anggapan tentang sulitnya perempuan berpendidikan lahir pada masa itu. Masa itu merupakan masa yang sebagian besar dikuasai oleh ilmu pengetahuan.
Adanya relasi para cendekiawan baik dari keluarga maupun orang lain, menjadikan Sutayta memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Meskipun waktunya dihabiskan untuk belajar, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus ibu. Anak laki-lakinya pun menjadi seorang hakim yang dikenal bijaksana akan keputusan-keputusannya. Sutayta Al Mahamali wafat pada 987 Masehi. Ia selalu dikenang dan dihormati sebagai ilmuan perempuan yang cemerlang dalam sejarah peradaban Islam.