IQRA.ID, Jakarta – Sebanyak 34 petugas yang tergabung dalam tim penyedia layanan haji Indonesia di Arab Saudi hari ini tiba ke Tanah Air. Mereka terbang bersama 55 jemaah umrah Indonesia yang sempat tertahan kepulangannya karena kebijakan lockdown yang diberlakukan Arab Saudi.
“34 petugas tim penyedia layanan haji di Arab Saudi ikut pulang bersama rombongan jemaah umrah. Mereka mendarat hari ini, pukul 02.00 WIB di Bandara Soetta dengan SV 818,” Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Nizar, di Jakarta, Jumat (10/04), sebagaimana dilansir situs resmi Kemenag.
Setibanya di Cengkareng, Nizar menjelaskan bahwa mereka diperiksa berdasarkan protokol kesehatan bandara oleh tim dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Pemeriksaan antara lain berupa pengecekan thermal suhu tubuh minimal 3 kali, dengan alat tembak dan thermal screening.
Selain itu, dilakukan juga wawancara kesehatan menyangkut riwayat kesehatan dan kontak fisik selama di Arab Saudi, termasuk keluhan adanya demam, batuk, suhu tinggi, dan sesak nafas.
Setelah pemeriksaan, KKP memberikan status clear screening bagi mereka yang dinilai lulus pemeriksaan kesehatan. “Alhamdulillah, semua dalam keadaan sehat dan tidak ditemukan tanda-tanda Covid-19,” tutur Nizar.
“Namun, sebagai antisipasi, mereka tetap harus melakukan isolasi selama 14 hari,” lanjutnya.
Bagaimana dengan progres kerja tim ini di Arab Saudi? Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menjelaskan bahwa 34 petugas ini terbagi dalam tiga tim, yaitu: penyedia akomodasi, konsumsi, dan transportasi.
Menurut Endang, tim penyedia akomodasi sudah sepakat dengan 152 hotel di Makkah dengan 208.296 kapasitas. Selain itu, ada empat hotel cadangan dengan 1.590 kapasitas. Untuk akomodasi Madinah, tim telah mendapatkan 28 hotel dengan 26.520 kapasitas dengan sistem penyewaan full musim berdasarkan Rencana Perjalanan Haji tahun 1441 H./2020 M.
“Tim penyediaan akomodasi tidak dapat melanjutkan negosiasi akomodasi Madinah karena jadwal penerbangan belum keluar. Jadwal ini dibutuhkan untuk konfigurasi penempatan dan menghitung ketercukupan pagu,” jelas Endang.
Untuk konsumsi jemaah, lanjut Endang, tim telah menyelesaikan negosiasi dengan 39 penyedia konsumsi wilayah Makkah, dan 17 penyedia konsumsi wilayah Madinah. Negosiasi juga sudah diselesaikan dengan 13 penyedia layanan konsumsi di Armina dan 2 penyedia layanan konsumsi di bandara Jeddah.
Endang menambahkan, 13 perusahaan ikut mendaftar dalam penyediaan layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah – Makkah – Jeddah atau sebaliknya) bagi jemaah haji Indonesia. Ada 9 perusahaan yang mendaftar untuk layanan transportasi sholawat.
“Setelah dilakukan penilaian dokumen, 11 perusahaan memenuhi syarat administrasi untuk ikut dalam penyediaan transportasi antar kota perhajian. Sementara untuk transportasi sholawat, sebanyak 6 perusahaan yang memenuhi syarat,” jelas Endang.
“Tim juga sudah melakukan kasyfiyah terhadap perusahaan-perusahaan tersebut,” sambungnya.
Namun, kata Endang, tim penyediaan transportasi belum bisa melanjutkan negosiasi karena perusahaan bus dan juga Naqabah mengacu pada arahan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk menunda segala bentuk kontrak. (Indah Limy/Kemenag)