Ulama ahli Qur’an dan Tafsir KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang dikenal Gus Baha dalam suatu majelis pengajian kitab bersama para santri pernah meluruskan pendapat suatu kelompok yang menyebut ayah dan kakek Nabi Muhammad kelak akan masuk ke neraka.
Berikut penjelasan Gus Baha:
Kalau kita sebagai ahli sunah kan yakin ayahnya Nabi, kakeknya Nabi, sampai Nabi Adam kan semuanya mukmin. Kalau ada ‘kubu sebelah’ yang menyebut bapaknya Nabi itu di neraka, mbahnya Nabi di neraka itu pasti kita tentang, karena:
Bagaimana mungkin kita katakan kakeknya Nabi kafir dan ayahnya Nabi kafir yang dilewati “Nur Muhammad”. Masa Nur dilewatkan barang yang najis, itu sudah tidak ketemu nalar.
Makanya, logika yang dibangun Imam Barjanzi ya, bagaimana Nur Muhammad yang suci kemudian kamu yakini lewat yang najis, yaitu kalau ayahnya Nabi kafir, kakeknya kafir, berarti nur ini lewat sesuatu yang najis, nah itu paradoks.
Makanya keterangan kitab Dhiba’: wakaifa la wa sayyidul akramu shollallahu alaihi wasallama wasithatuhul muntaqa. Bagaimana tidak mbah-mbahnya Nabi itu suci karena dilewati oleh Nur yang suci.
Nah terus ada beberapa isykal (sanggahan) kecil. Misalnya, “Lalu bagaimana dengan sejarah yang populer kalau Azar itu bapaknya Ibrahim? sementara Azar terkenal kafir.”
Hal itu oleh ulama dijawab, ketika Nur Muhammad itu masih di Azar, saat itu dirinya belum kafir. Setelah Nur ini pindah ke Ibrahim, berarti Azar sudah melompong tanpa Nur Muhammad.
Maka, baru صار كافرا, setelah itu Azar menjadi kafir. Jadi kafir terlambat kira-kira, karena Azar selama dijaga Nur Nabi itu tidak kafir.
Paham nggeh?
Atau jawaban kedua, Azar dikatakan bapak itu majaz, hakikatnya hanya pamannya Ibrahim.
Jadi ada dua jawaban ulama. Yang satu menjawab, Azar masih muslim atau mukmin. Sehingga ketika Nur Muhammad sudah pindah ke Ibrahim, ini berarti kan Azar melompong, terus menjadi kafir.
Atau sebagian ulama menjawab, Azar itu pamannya Ibrahim. Disebut sebagai bapak itu hanya majaz.
Tapi, jawaban itu (kedua) menurut saya tidak sah, lebih setuju yang normal saja. Karena, nanti menurut Imam Ghazali, زالت ثقة بالالفاظ (zaalat tsiqoh bil alfadz) nanti keribetan.
Orang kemudian tidak percaya dengan lafal, karena nanti setiap ada kata bin itu beneran atau tidak, karena ada kemungkinan majaz, kan terus ribet.
Makanya, banyak ulama yang memilih jawaban pertama:
Azar saat itu belum kafir, setelah ada intiqalunnur (perpindah Nur) ke Ibrahim, Azar baru kafir. Itu lebih gampang.
Tapi, kita tetap yakin, bapaknya Nabi, mbahnya Nabi hingga Nabi Adam itu semuanya mukmin.
Alasannya apa? وكيف لا والسيد الأکرم صلی الله عليه وسلم واسطته المنتقاه
Link Ngaji Versi Video:
“Gus Baha – Ayah dan Kakek Nabi Apakah Masuk Neraka?”
Ingin menyimak GUS BAHA lebih banyak lagi dengan translate BAHASA INDONESIA?
Silakan klik >> DAFTAR KOLEKSI NGAJI GUS BAHA