Fenomena Gerhana Bulan Sebagian diprediksi akan terjadi pada 19 November 2021 M atau bertepatan dengan tengah bulan Rabiulakhir 1443 H. Gerhana Bulan sendiri memang selalu terjadi ketika tengah bulan Kamariah atau ketika fase purnama.
Meskipun demikian, bukan berarti setiap purnama akan terjadi gerhana Bulan. Hal ini disebabkan karena orbit Bulan dalam mengelilingi Bumi tidak sejajar dengan ekliptika dan membentuk sudut sebesar 5 derajat. Adanya sudut tersebut menyebabkan bayangan Bumi tidak mengenai Bulan sehingga tidak terjadi gerhana Bulan.
Oleh karenanya, supaya ketika purnama ini terjadi gerhana Bulan maka posisi Bulan haruslah berada pada garis lurus dengan Bumi dan Matahari.
Prediksi terjadinya gerhana Bulan pada 19 November 2021 ini didasarkan pada siklus Saros yang telah lama digunakan umat manusia untuk memprediksi gerhana dan terbukti ketepatannya. Menurut siklus Saros tersebut, suatu gerhana akan terulang kembali setiap 18 tahun 11 hari 8 jam.
Gerhana-gerhana yang terulang 8 tahun 11 hari 8 jam tersebut kemudian dikelompokkan menjadi satu seri siklus Saros. Gerhana Bulan 19 November 2021 sendiri merupakan anggota dari siklus Saros 126.
Sebelumnya, Gerhana Bulan dari Saros 126 telah terjadi pada 9 November 2003 dan selanjutnya gerhana dari Saros 126 akan terjadi pada 30 November 2039.
Khusuf al-Qomar atau Gerhana Bulan 19 November 2021 ini merupakan gerhana Bulan kedua yang terjadi selama tahun 2021 ini. Gerhana Bulan pertama yang terjadi pada 26 Mei 2021 lalu merupakan gerhana Bulan total. Sedangkan gerhana Bulan 19 November 2021 ini merupakan gerhana sebagian. Disebut gerhana Bulan sebagian karena hanya sebagian piringan Bulan saja yang nantinya akan tertutupi oleh bayangan Bumi.
Meskipun pada gerhana 19 November 2021 piringan Bulan tidak tertutup seluruhnya, namun nilai Magnitudo dari gerhana kali ini cukup besar untuk jenis gerhana sebagian, yaitu sebesar 0,9785. Artinya 97,85 persen dari permukaan Bulan yang akan tertutup oleh bayangan Bumi.
Besarnya nilai magnitudo untuk jenis gerhana sebagian ini membuat gerhana 19 November 2021 akan berlangsung selama 3 jam 28 menit. Durasi tersebut merupakan durasi gerhana sebagian terlama yang terjadi pada abad ini.
Jika mengacu pada perhitungan dari kitab al-Durru al-Aniq karya Kiai Ahmad Ghazali MF, fase umbra dari gerhana Bulan sebagian terlama ini akan terjadi mulai pukul 14.18 WIB atau 13.18 WITA atau 12.18 WIT. Gerhana 19 November 2021 ini akan mengalami puncaknya pada pukul 16.03 WIB atau 15.03 WITA atau 14.03 WIT, dan akan berakhir fase umbranya pada pukul 17.47 WIB atau 16.47 WITA atau 15.47 WIT.
Sementara untuk fase penumbra atau fase gerhana yang tidak bisa terlihat dengan jelas akan terjadi mulai 13.02 WIB atau 12.02 WITA atau 11.02 WIT dan berakhir pukul 19.04 WIB atau 18.04 WITA atau 17.04 WIT.
Dengan melihat waktu kejadian gerhana tersebut, wilayah Indonesia tidak bisa melihat secara penuh fase-fase gerhana yang terjadi. Wilayah Indonesia yang berkesempatan menikmati gerhana Bulan dengan durasi paling panjang adalah Indonesia bagian timur. Yaitu selama 2 jam 20 menit sejak Bulan terbit.
Sementara bagian wilayah Indonesia bagian Barat tidak dapat mengamati puncak Gerhana Bulan sebagian karena pada saat puncak gerhana ini, Bulan belum terbit dan posisinya masih di bawah ufuk.
Selain bisa diamati di negara Indonesia, gerhana Bulan tersebut juga akan dapat disaksikan oleh semua permukaan Bumi. Khususnya yang mengalami malam hari pada saat berlangsungnya gerhana Bulan. Yaitu wilayah Amerika, Eropa, Asia bagian timur dan Australia.
Fenomena seperti gerhana Bulan sebagian yang akan terjadi 19 November 2021 ini sesungguhnya merupakan bukti betapa hebatnya kekuasaan Allah SWT. Khususnya dalam mengatur semua peredaran benda-benda di alam semesta. Benda-benda angkasa ini beredar dengan sangat rapi sehingga bisa memunculkan suatu siklus yang bisa digunakan untuk memprediksi kejadian gerhana.
Selain memprediksi kejadian gerhana, waktu fase-fase gerhana juga bisa diprediksi dengan dengan perhitungan yang sangat detail dan akurat karena teraturnya peredaran benda-benda tersebut di alam semesta. Begitu hebatnya kekuasaan Allah dalam mengatur peredaran benda angkasa sehingga muncul sebuah fenomena gerhana tersebut.
Nabi SAW kemudian menganjurkan kepada umat Islam untuk melakukan salat gerhana, membaca tasbih dan melakukan amal kebajikan lainnya sebagai wujud pengagungan kita semua terhadap kekuasaan Allah yang sangat luar biasa.