Berbakti kepada orangtua sungguh merupakan amalan yang sangat utama. Banyak orang yang Allah istimewakan dan Allah angkat derajatnya berkat baktinya kepada orangtua. Kisah yang bersumber dari kitab An-Nawadir karya Syihabuddin Qalyubi berikut ini adalah salah satunya.
Suatu hari Nabi Sulaiman terbang di antara langit dan bumi, melintasi lautan yang dalam. Ia melihat gelombang besar diterpa angin. Maka Nabi Sulaiman memerintahkan tenang kepada angin. Angin pun tenang.
Nabi Sulaiman memerintahkan syaitan-syaitan untuk menyelam ke dasar laut, untuk mencari tahu apa yang terjadi. Satu persatu menyelam ke laut. Mereka menemukan sebuah kubah dari zamrud putih dan menunjukkannya kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman pun takjub.
Nabi Sulaiman berdoa agar Allah memperlihatkan isinya. Maka kubah itu terbuka. Rupanya ada seorang pemuda yang sujud di dalamnya.
Nabi Sulaiman bertanya, “Apakah kamu dari golongan malaikat atau jin?”
Pemuda itu menjawab, “Saya bukan malaikat bukan pula jin, saya manusia.”
“Bagaimana kamu bisa mendapatkan kemuliaan seperti ini?”
Pemuda menjawab, “Dengan berbakti pada kedua orangtua. Saya punya ibu yang sudah sepuh. Kemana-mana saya gendong ia.”
Pemuda itu menambahkan, “Ibuku pernah berdoa, ya Allah anugerahi kebahagiaan untuk anakku. Jadikan tempatnya nyaman, tidak di langit dan tidak pula di bumi.”
“Maka ketika ibuku meninggal, aku berjalan-jalan ke tepi pantai. Aku melihat sebuah kubah dari zamrud putih. Lalu aku mendekatinya, dan kubah ini terbuka. Akupun masuk, dan tiba-tiba tertutup. Aku pun tak tahu apakah aku berada di langit ataukah di bumi atau di udara. Di dalamnya aku mendapatkan rezeki berlimpah dari Allah.”
Nabi Sulaiman kembali bertanya, “Bagaimana caranya rezeki itu datang padamu?”
Pemuda itu berujar, “Kalau aku lapar, maka akan keluar dari batu ini sebuah pohon. Pohon ini mengeluarkan buah dan minuman segar, susu putih yang lebih manis dari pada madu, lebih dingin daripada es. Aku makan dan minum. Dan bila aku merasa kenyang dan hilang dahaga, semua santapan yang aku makan tadi hilang seketika.”
“Lalu, bagaimana kamu mengetahui siang dan malam?” Tanya Nabi Sulaiman.
“Kalau terbit fajar, maka kubah ini tampak berwarna putih. Bila senja, maka kubahnya gelap. Dengan demikian aku tahu siang dan malam.”
Nabi Sulaiman kembali berdoa. Kubah itu menutup sendiri dan menuju dasar laut. Allah kuasa atas segala sesuatu.