Kisah Syekh Barseso – Masih teringat dengan jelas di dalam ingatan penulis, dulu saat masih usia sekolah dasar pernah mendengarkan sebuah kajian bakda Tarawih di masjid desa. Dalam kajian tersebut, Kiai Daman Huri menceritakan sebuah kisah tentang seorang alim ulama yang memiliki tingkatan ibadah luar biasa.
Penulis juga masih ingat saat Kiai Daman Huri menceritakan bahwa seorang alim ulama tersebut memiliki banyak murid yang sakti-sakti, bahkan diceritakan ada yang bisa terbang dan berjalan di atas air.
Namun, mendekati akhir hayat kehidupannya, ulama tersebut harus meninggal dalam keadaan menyembah setan. Dimana semua hal tersebut bermula dari sebuah khamr (minuman keras [miras] yang memabukkan).
Karena penasaran kembali dengan cerita tersebut. Terutama setelah adanya pro dan kontra atas pelegalan usaha miras di beberapa provinsi di Indonesia, maka penulis merasa tergelitik untuk menceritakan kisah di atas kembali. Dan semoga dari kisah ini, kita sekalian dapat mengambil ibrah dan pelajaran yang terdapat di dalamnya. Amin.
Kisah ini diceritakan oleh Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) dalam Kitab Tanbihul Ghafilin. Dalam kitab ini diceritakan kisah ahli ibadah yang tergelincir dalam maksiat.
Kisah ini dinukil dari perkataan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata: “Hati-hatilah kamu dari khamar, sebab ia induk dari dosa-dosa yang keji.”
Kisah ini dimulai dari seorang ahli ibadah bernama Syekh Barseso. Ia merupakan seorang ahli ibadah yang sudah beribadah dalam sebuah tempat ibadah selama kurang lebih 70 tahun.
Setiap kali sudah beribadah di dalam tempat tersebut, Syekh Barseso tidak akan keluar. Kecuali setelah sepuluh hari melakukan aktivitas ibadah. Melihat keteguhan dan kealiman Syekh Barseso, beberapa komplotan setan pun tergelitik untuk menggoda Syekh Barseso.
Setelah bermusyawarah, maka diutuslah setan putih untuk datang dan menggoda Syekh barseso. Setan tersebut kemudian datang ke tempat Syekh Barseso lengkap dengan menggunakan jubah putih.
Ketika setan tersebut melihat Syekh Barseso datang dan hendak masuk ke tempat ibadah tadi, setan tersebut pun memanggil. Akan tetapi, Syekh Barseso mengabaikannya dan bergegas masuk ke dalam tempat itu untuk beribadah.
Tak kurang akal, setan tersebut mengikuti Syekh Barseso dan beribadah di belakang Syekh Barseso. Setelah sepuluh hari, Syekh Barseso yang melihat ada orang lain yang memiliki ibadah khusyuk seperti dirinya pun menghampiri setan tersebut.
“Wahai Fulan, apakah kemarin kamu memanggilku? Ada gerangan apa?” tanya Syekh Barseso.
“Aku ingin engkau bersedia mendoakanku. Karena aku lihat, engkau adalah seorang ahli ibadah yang khusyuk,” pinta Setan.
“Jika kamu seorang muslim, maka aku sudah mendoakanmu selalu. Karena pada dasarnya, doaku selalu aku tujukan untuk semua muslim di dunia,” jawab Syekh Barseso.
“Kalau begitu, angkatlah aku menjadi muridmu. Aku ingin selalu ada bersamamu saat beribadah,” pinta lagi Setan itu.
Syekh Barseso pun mengiyakan permintaan setan tersebut. Selang beberapa waktu, keduanya pun kembali masuk ke dalam tempat itu untuk beribadah.
Setelah dirasa cukup, keduanya kembali menarik diri dari lokasi ibadah dan terlibat perbincangan. Di mana setan yang kemarin selalu mengikuti Syekh Barseso kembali melancarkan aksinya.
“Wahai Syekh Barseso, tidakkah engkau jenuh terus beribadah. Mari kita sejenak bersantai dan mencari seorang perempuan untuk ditiduri?”
“Tidak. Itu termasuk dosa besar,” jawab Suaikh Barseso.
Kemudian Si Setan mengajak Syekh Barseso untuk merampok dan membunuh penjaga sebuah warung. Namun, Syekh Barseso juga menolaknya dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan dosa besar.
Tak hilang akal, kemudian setan tersebut mengajak Syekh Barseso untuk minum khamr di sebuah warung di tengah hutan yang tidak banyak didatangi orang.
“Tenang, di sana pasti sepi dan jarang orang yang datang,” bujuk setan meyakinkan Syekh.
Syekh Barseso pun tertarik dengan usul setan tersebut. Dan berangkatlah mereka berdua ke sebuah warung khamr di tengah hutan. Sampai pada akhirnya Syekh Barseso mabuk berat.
Kemudian setan menggoda Syekh Barseso untuk menatap kemolekan penjaga warung tersebut yang ternyata adalah seorang perempuan. Karena berada di bawah pengaruh miras, Syekh Barseso pun memperkosa wanita tersebut.
Namun naas, pemerkosaan itu diketahui oleh suami perempuan tersebut. Kemudian setan menyuruh Syekh Barseso agar membunuh keduanya.
Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Syekh Barseso pun membunuh pasangan suami istri tersebut.
Akan tetapi, karena terjadi kegaduhan, akhirnya ada seorang warga yang sedang mencari kayu bakar memergoki aksi Syekh Barseso dan memanggil beberapa warga yang sedang beraktivitas di sekitar hutan tersebut. Akhirnya Syekh Barseso dibawa ke tengah-tengah pemukiman warga, menyalibnya di atas sebuah kayu.
Di tengah keputusasaan, setan akhirnya datang kepada Syekh Barseso dan menjelaskan siapa dirinya sebenarnya.
Setan tersebut juga menwarkan sebuah bantuan kepada Syekh Barseso. Tetapi, dengan syarat Syekh Barseso harus menyembahnya.
“Bagaimana aku bisa menyembahmu, sedangkan kedua tangan dan kakiku diikat,” kata Syekh Barseso.
“Cukup kedipkan saja kedua matamu dan anggukkan kepalamu,” jawab setan.
Sesaat setelah Syekh Barseso mengedipkan mata dan menganggukkan kepala, Allah pun mencabut nyawa Syekh Barseso.
Hingga pada akhirnya, seorang alim ulama’ yang selama ini dikenal dengan ahli ibadah dan memiliki murid-murid yang luar biasa tersebut harus mati dalam keadaan su’ul khotima. Na’udzu billahi min dzalik.
Demikian kisah Syekh Barseso yang mati jadi penyembah setan. Semoga kita senantiasa mampu menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Serta mendapatkan husnul khatimah saat ajal menjemput. Amin.