Nabi Yusuf a.s (alaihi as-salam) setelah menerima ujian, yakni dibenci saudara-saudaranya, bahkan sampai dimasukkan dalam sumur, lalu ditemukan oleh seseorang bernama Ithfir. Cerita menyebutkan, Yusuf muda akhirnya dipenjara dalam waktu yang lama karena diduga membuat kegaduhan, namun akhirnya diangkat menjadi Menteri Ekonomi.
Ayat Al-Qur’an yang menggambarkan awal kesuksesan Nabi Yusuf adalah :
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
وَكَذَلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami”.
Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”.
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. (Q.S. Yusuf 54-57)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Raja Rayyan bin Walid memberikan kepercayaan Nabi Yusuf untuk mengelola ekonomi negara, khususnya dalam rangka mengatasi resesi ekonomi yang akan datang.
Raja bermimpi ada 7 ekor sapi betina gemuk memakan 7 ekor sapi betina yang kurus, 7 tangkai gandum hijau dan 7 tangkai gandum lainnya yang kering.
Nabi Yusuf memberikan resep dalam Surat Yusuf 47-49:
قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تُحْصِنُونَ
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ
Intisari dari ayat-ayat di atas bahwa 7 tahun musim panen harus dimanfaatkan dengan ditimbun di gudang untuk menghadapi 7 tahun masa paceklik. Nabi Yusuf ketika diberi tugas oleh Raja langsung melakukan resep yang beliau sampaikan kepada Raja.
Pada 7 tahun pertama digunakan untuk memproduksi tinggi bahan pangan lalu menyimpannya secara Aman. Langkah inilah yang dilakukan untuk menghadapi krisis ekonomi 7 tahun yang akan datang.
Teladan yang Bisa Dipetik
Nabi Yusuf mampu menghadapi masa krisis Karena memberikan teladan secara disiplin. Dalam tafsir Ibnu Katsir digambarkan:
فكان لا يعطي الرجل أكثر من حمل بعير في السنة
وكان عليه السلام لا يشبع نفسه ولا يأكل هو والملك وجنودهما الا أكلة واحدة في وسط النهار حتي يتكفأ الناس بما في أيديهم مدة السبع سنين وكان رحمة من الله علي أهل مصر
Orang yang beli hanya dikasih secukupnya (seberat kemampuan unta membawa). Nabi Yusuf, Raja, dan tentara-tentaranya hanya makan sekali di siang hari. Inilah yang membuat Mesir mampu menghadapi masa krisis 7 tahun Dan menjadi rujukan negara lain.
Keteladanan seorang pemimpin dan kedisiplinannya dalam menegakkan kebijakan membuat negaranya aman selamat.
Antisipasi
Di tengah pandemi Virus Corona yang berdampak ekonomi sekarang ini, seperti penutupan sebagian pasar, maka harus ada langkah-langkah untuk mengantisipasinya, minimal untuk 3 atau 5 bulan ke depan. Paling tidak ada lima (5) langkah yang disiapkan:
Pertama, memanfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam yang bermanfaat, seperti ketela, jagung, dan aneka sayur-sayuran yang bermanfaat sebagai opsi makanan.
Kedua, menghemat pengeluaran. Hal-hal primer diprioritaskan. Sedangkan tersier dan komplementer dicegah dulu, seperti banyak jajan di luar makan pokok.
Ketiga, Pemerintah Pusat sampai desa harus memperkuat lumbung padi-pangan karena bulan depan sudah memasuki bulan suci Ramadhan dan setelahnya hari raya Idul Fitri. Organisasi sosial keagamaan harus mendukung penuh langkah ini.
Keempat, pusat-pusat produksi pangan lokal harus diperkuat sehingga produktivitasnya tinggi sehingga cadangan pangan lebih banyak.
Kelima, menghukum spekulan yang suka memainkan harga kebutuhan pokok sehingga harga tetap terjangkau masyarakat.
‘Ala kulli haalin, semua pihak, birokrat, agamawan, aktivis, dunia usaha dan seluruh masyarakat harus bekerjasama secara sinergis sehingga mampu menghadapi masa-masa kritis ini dengan kekuatan kebersamaan dan kekompakan. (MZN)