Di langit sepuluh malam kedua, Ramadhan
Bulan menggantung sumringah
Suara jangkrik saling menyahut
Kawanan kepik membaur
Melangitkan zikir
Para petani yang larut dalam pulas
Terbersit sedikit senyum puas
Sesore tadi di sawah
Giat memanen
Malam-malam teduh
Gema tadarus
Masih mengalun lirih
Pada selembar ingatan
Nun jauh
Di balik dinding-dinding sunyi Gua Hira
Tatkala dia
:Sang manusia agung
‘tak tahu baca-tulis’ itu, diseru:
“Bacalah…!”