Berikut ini adalah bacaan niat puasa sunnah sebelum Idul Adha, yakni tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah sering disebut bulan Haji. Hal ini sebab pada bulan ke-12 dalam kalender tahun Hijriyah inilah umat Islam diperintah untuk menunaikan rukun Islam kelima, yakni ibadah Haji.
Dalam beberapa keterangan riwayat hadits, Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa Dzulhijjah merupakan salah satu di antara 4 bulan yang mulia. Terdapat keutamaan (fadhilah) khusus berupa pahala yang berlipat bagi umatnya yang melakukan amal sholeh, terutama yakni puasa.
Di antara puasa disunnahkan yakni puasa pada tanggal delapan dan sembilan yang disebut Tarwiyah dan Arafah. Istilah Tarwiyah mempunyai makna berpikir atau merenung. Makna ini diambil dari proses perjalanan jemaah haji yang berdiam di Mina sebelum melangkah wukuf di Arafah. Sedangkan istilah Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekkah, Arab Saudi.
شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ شَهْرَا عِيدٍ رَمَضَانُ وَذُو الْحَجَّةِ
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang, kedua bulan itu adalah bulan id: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari & Muslim)
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (mulia), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Bukhari & Muslim).
شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ شَهْرَا عِيدٍ رَمَضَانُ وَذُو الْحَجَّةِ
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang, kedua bulan itu adalah bulan id: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Sebagaimana diceritakan dari sahabat Hunaidah bin Kholid tentang Rasulullah yang berpuasa sunnah di bulan Dzulhijjah:
عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنِ امْرَأَتِهِ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari salah seorang istri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw melakukan puasa pada sembilan hari bulan Dzulhijjah, hari Asyura, tiga hari setiap bulan, dan hari Senin dan Kamis pertama setiap bulan.” (HR Aḥmad dan Abu Dawud).
Berdasarkan hadits di atas jelas bahwa Rasulullah saw. mengamalkan puasa-puasa sunnah termasuk puasa Dzulhijjah. Oleh sebab itu, sebagai umatnya tentu dianjurkan untuk ikut melakukkan sunnah Nabi tersebut.
Berikut bacaan niat puasa sebelum Idul Adha 2 hari yaitu, tanggal 8 dan 9 bulan Dzulhijjah:
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Nawaitu shouma Arafata sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”
Demikian bacaan niat berpuasa menjelang Hari Raya Idul Adha. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam. (M. Zidni Nafi’)