Ulama ahli Qur’an dan Tafsir asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim dalam suatu pengajian menjelaskan maksud ajaran Islam mengingat kematian sekaligus pesan semangat kepada orang yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) karena positif terjangkit Covid-19.
Berikut pesan dari Gus Baha:
Saya mau cerita supaya orang Indonesia mengerti bahwa yang mengepung kita tidak hanya Covid-19, sebab kematian bisa macam-macam. Tapi, kesimpulannya tetap saja namanya mati.
Islam itu mengajarkan:
Kamu harus banyak ingat imat.
Tapi, uniknya Islam, perintah “mengingat mati” justru malah disuruh “semangat untuk hidup”, karena kita butuh bekal.
Jadi, kalau kamu ingat mati itu jangan terus loyo dan menunggu takdir mati, malah disuruh semangat!
Tenaga medis semangat mengobati pasien. Yang pasien juga semangat men-support (mendorong) dirinya supaya keberanian hidup!
Kata orang Jawa, demi anak dan cucu. Kalau saya sebagai kiai ya demi santri dan umat. Jadi, ingat imat justru dengan cara mencintai hidup.
Karena hidup ini adalah bekal kita untuk ketemu Allah. Kalau tidak bisa berbuat baik kepada orang lain, yang penting tidak mengganggu orang lain. Itu juga bagian dari sedekah kamu.
Secara ilmu medis, kalau kita dinyatakan positif Covid-19, tidak boleh ketemu orang lain, terus kamu diisolasi.
Kamu niati ketika diisolasi, “Tidak menularkan bahaya (Covid-19) kepada orang lain.” Itu juga ibadah.
Jadi, ibadah itu gampang sekali. Karena agama ini:
Simak sumber video pengajian ini: “Gus Baha – Pesan untuk orang Isoman”