Sya’ban merupakan nama bulan kedelapan dalam tahun hijriah. Umat muslim di Indonesia sangat menunggu kedatangan malam kelima belas dari bulan tersebut. Malam tersebut biasa disebut dengan malam Nisfu Sya’ban. Biasanya, pada malam Nisfu Sya’ban diadakan dzikir berjamaah membaca surat Yasin, tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir.
Dzikir berjamaah merupakan wasilah (perantara) seseorang memenuhi hajatnya. Namun, di zaman ini ada saja orang yang menolak kegiatan tersebut. Padahal ada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya malaikat-malaikat berkeliling di suatu jalan, mereka mendatangi ahl-zikir (orang-orang yang berzikir). Jika mereka menemukan suatu kaum yang sedang berzikir maka mereka menyeru: Kemarilah jemputlah hajat-hajat (keinginan) kalian. (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Selain itu dzikir berjamaah merupakan cara untuk mendapatkan ketenangan hidup. Apabila seseorang duduk pada tempat tersebut, maka sama saja ia berada di taman surga. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa beliau bersabda:
“Apabila kalian melewati taman surga maka berhentilah. Lalu mereka bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah apa taman surga yang dimaksud? Ia menjawab: Halaqah dzikir.” (H.R. Imam Muslim dan Imam Turmudzi)
Hanya saja, kenapa pada malam Nisfu Sya’ban membaca surah Yasin tidak surah yang lainnya? Syekh Hamami Zadah mengemukakan surah Yasin adalah dalil penyaksian atas risalah Rasulullah, beliau juga tidak meragukan bahwasannya surat tersebut adalah jantungnya Alquran (Syekh Hamami Zadah, 2007: 7).
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw, “Sesungguhnya setiap sesuatu itu memiliki jantung (kehidupan), jantungnya Alquran yaitu surah Yasin, barangsiapa yang membacanya (sekali) maka Allah akan menuliskan pahala untuknya seperti membaca Alquran sepuluh kali”.
Adanya hadis di atas sebagai motivasi bagi umat muslim untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan membaca surat Yasin. Bahkan, tradisi umat Islam membaca surah Yasin tiga kali di malam tersebut, berarti sama saja pahalanya dengan tiga puluh kali mengkhatamkan Alquran. Hadis lain, Nabi Saw. bersabda:
“Sesungguhnya ahli syurga (orang-orang syurga) tidak membaca sesuatu (surat) dari Alquran kecuali surat Toha, Yasin, Ar-rahman”.
Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad sering mendawamkan surah Yasin. Beliau hampir setiap hari membaca surah tersebut setiap sehabis shalat fardu. Sebab beliau mempercayai bahwa surat tersebut adalah perantara diterimanya keinginan-keinginan manusia. Sebagaimana Rasul bersabda: “Perbanyaklah kalian membaca surah Yasin, sesungguhnya pada surah tersebut ada khasiat-khasiat yang banyak.”
Ada nama-nama lain pada malam tersebut di antaranya malam keberkahan, malam pembagian rezeki, malam dihapusnya dosa, malam diterimanya doa, dan malam hari raya para malaikat (Muhammad al-Maliki, 1995: 17). Nabi bersabda, “Allah memperhatikan seluruh ciptaannya pada malam Nisfu Sya’ban dan Ia mengampuni dosa hamba-hambanya kecuali kepada dua orang yaitu orang yang bertengkar dan orang yang membunuh orang lain.” (H.R. Imam Ahmad).
Maka, di malam Nisfu Sya’ban, kita bisa menambahkan ibadah-ibadah sunnah untuk mengisi dan menghidupkannya. Abdurrahman ibn Syihab al-Hanbali, yang lebih dikenal Ibn Rajab al-Hanbali berkata:
“Malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang dihidupkan oleh pengikut dari ahli al-Syam seperti Khalid bin Ma’dan, Makhul, dan Lukman bin Amir dan lain-lain mengagungkan dan bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam tersebut dengan cara memperbanyak ibadah. Bahkan, mereka mengajak orang-orang lain untuk meramaikan malam tersebut.”
Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban bisa dilakukan di masjid maupun di rumah. Adapun Khalid bin Makdan dan Lukman bin Amir (menganjurkan menghidupkan malam tersebut di masjid. Mereka mengajak orang-orang lain untuk ke masjid dengan mengenakan pakaian-pakaian yang bagus, membakar dupa (wewangian), memakai sifat mata, dan melaksanakan ibadah di masjid pada malam tersebut (Muhammad al-Maliki, 1995: 72).
Di sisi lain, kita memperbanyak doa pada malam tersebut, doa untuk kebaikan diri sendiri, doa untuk kemaslahatan keluarga, dan doa keselamatan untuk bangsa dan negara. Sebab, doa pada malam tersebut adalah doa dikabulkannya oleh Allah Swt.
Sebagaimana Imam Syafi’i berkata telah sampai kepada kami (hadis nabi) bahwasanya doa yang diijabah itu ada pada lima malam: berdoa pada malam Ju’mat, malam dua I’d (Idul Fitri dan Idul Adha), doa malam awal bulan Rajab, dan doa malam Nisfu Sya’ban. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan bulan Sya’ban, Amin.