Kitab al-Adzkar ditulis oleh Imam an-Nawawi. Nama lengkap beliau adalah Abu Zakaria Yahya bin Abu Yahya Syaraf bin Mira bin Hassan bin Husain bin Muhammad bin Jumah bin Hizam al-Hizami an-Nawawi.
Beliau bermadzhab Syafi’i. Adapun asal nama an-Nawawi adalah dari nisbat pada Desa Nawa. Yaitu merupakan pusat Kota al-Jaulan. Sekarang berada kawasan Hauran di Propinsi Damaskus.
Beliau lahir pada sepuluh pertengahan (antara tanggal 10 sampai 20) bulan Muharram tahun 621 H. Sedangkan wafatnya pada tanggal 24 Rajab 676 H. di Nawa dan dimakamkan di sana.
Imam an-Nawawi adalah ulama yang memiliki keutamaan dalam ilmunya, keagungan, keimanan, zuhud, wara’, ibadah dan menjaga perkataan serta perbuatannya. Beliau adalah orang yang gemar membaca Al-Qur’an dan banyak berzikir kepada Allah ta’ala.
Beberapa guru beliau yaitu: Abu Ibrahim Ishaq bin Ahmad bin Ustman al-Maghribi ad-Dimasyqi, Abu Hafsh Umar bin As’ad bin Abi Ghalib ar-Raba’i al-Irbili, Abu Abdurrahman bin Nuh bin Muhammad bin Ibrahim bin Musa al-Maqdisi ad-Dimasyqi.
Sedangkan beberapa murid beliau diantaranya adalah: al-‘Alamah Ala’uddin Abu al-Hassan Ali bin Ibrahim bin Dawud ad-Dimasyqi, asy-Syams Muhammad bin Abu Barr bin Ibrahim bin Abdurrahman bin an-Naqib, al-Fadhil Abu al-Abbas Ahmad bin Ibrahim bin Mush’ab.
Karya-karya Imam an-Nawawi manfaatnya telah banyak diambil oleh kaum muslimin, terkhususnya para tholibul ‘ilmi. Sehingga sudah tidak asing di telinga kita. Beberapa karya beliau yang fenomenal diantaranya: Hadits Arbai’n an-Nawawi, Riyadh as-Shalihin, Raudhah at-Thalibin, dan al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab.
Kitab ini merupakan salah satu karya fenomenal Imam an-Nawawi. Membahas dzikir, doa-doa dan keutamaannya berdasarkan hadist Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Di dalam kitab ini dzikir, doa dan keutamaannya terbagi menjadi dua puluh bab. Yaitu bab thaharah dan sholat, bab membaca Al-Qur’an, bab pujian kepada Allah, bab shalawat kepada rasulullah, bab dzikir dan do’a, bab dzikir-dzikir seputar sakit dan kematian.
Bab dzikir dalam sholat-sholat tertentu, bab dzikir puasa, bab dzikir ibadah haji, bab dzikir-dzikir di medan pertempuran, bab dzikir-dzikir bepergian, bab dzikir makan dan minum, bab adab bergaul dengan sesama, bab nikah, bab nama-nama anak, bab berbagai dzikir, bab menjaga lisan, bab kumpulan do’a-do’a bab istighfar, dan terakhir hadis-hadis yang menjadi pokok ajaran Islam.
Imam an-Nawawi sendiri menulis kitab ini karena ingin membuat kitab seputar amal sehari semalam, doa-doa, dan dzikir-dzikir agar menjadi lebih praktis dibanding kitab-kitab lain yang terlampau panjang dengan penyebutan sanad berulang-ulang.
Sebagai gantinya, Imam an-Nawawi menyebutkan sesuatu yang lebih penting, yakni penjelasan ke-sahih-an, kehasanan, kedhaifan, dan kemunkaran hadis. Beliau pun juga menambahkan sejumlah hal-hal berharga dalam Ilmu Hadits, perkara-perkara detail fikih, kaidah-kaidah penting, riadat atau latihan kejiwaam serta adab-adab yang mesti diketahui oleh orang-orang yang menuju kepada Allah. Sehingga mudah dipahami oleh kaum awam dan terpelajar.
Hadis-hadis di dalam kitab ini hanya diambil dari kitab-kitab masyhur yang menjadi rujukan utama ajaran islam (setelah Al-Qur’an). Yakni ada lima kitab; Shahih al-Bukhari, Shahih al-Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Nasai. Namun terkadang juga diambil dari juga dari kitab-kitab terkenal lainnya.
Kitab ini hanya mengutip sedikit dari kitab-kitab tematik dan musnad. Sedangkan dari kitab-kitab rujukan utama di atas, hadis dhaif tidak diambil kecuali hanya sedikit, itu pun disertai penjelasan kedhaifan-nya. Secara umum hadis-hadis dalam kitab ini shahih, sehingga kitab ini diharapkan bisa menjadi rujukan yang bisa diandalkan. Selain itu hadis-hadis dalam kitab ini kesimpulannya jelas terkait dengan permasalahan.
Atas semua yang disebutkan di atas, kitab ini menjadi mudah dipahami dan sangat cocok untuk kaum awam dan terpelajar. Karena banyak disebutkan keutamaan dalam setiap dzikir dan doa, kitab ini juga sangat memotivasi kaum muslimin untuk lebih melazimi do’a-do’a, dzikir dan beramal kebaikan.