Temu Pengelola TV dan Radio, Kemenag Dorong Media Siarkan Program yang Cerdaskan Umat
Jakarta – Kementerian Agama melalui Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) menggelar kegiatan Silaturahim dengan Media dengan tema “Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama di Media” di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Kegiatan Subdit Seni Budaya dan Siaran Keagamaan Islam ini mengundang sebanyak 60 pengelola media televisi dan radio nasional.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin, mengatakan Kemenag dan media-media sebaiknya bisa saling berkolaborasi untuk mencerdaskan umat.
“Kami ingin bersinergi dengan media untuk mencerdaskan dan memberikan pencerahan keagamaan kepada umat,” kata Kamaruddin saat memberikan sambutan.
Ia menjelaskan, pemerintah punya program moderasi beragama atau pengarusutamaan cara pandang, sikap dan perilaku keagamaan yang moderat. Ia menyebut, moderasi beragama tidak hanya menjadi didiskusikan sebagai narasi dan wacana saja, tetapi juga diimplementasikan dan diamalkan sehingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.
Menurutnya, moderasi beragama adalah bagaimana seseorang meyakini, memahami, dan mengamalkan agamanya dengan baik dan benar. Pada saat bersamaan orang tersebut menghargai dan memberi ruang kepada orang lain untuk menjalankan agamanya masing-masing.
“Ada yang memahami moderasi beragam dengan pendangkalan akidah, permisif, dan lainnya. Bukan seperti itu!” terang Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu.
Kamaruddin berharap, media-media memiliki pemahaman yang sama terkait moderasi beragama sehingga bisa menyampaikannya kepada masyarakar secara luas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antar media dalam menyiarkan program siaran Ramadan sehingga program siaran selaras dengan moderasi beragama.
Zayadi menilai, pertemuan rutin dengan media menjadi penting agar layanan-layanan keagamaan Kemenag bisa tersampaikan kepada masyarakat dengan baik.
“Kita perlu sering melakukan pertemuan seperti ini. Programnya Coffee Morning sebulan sekali. Kita mulai dari bulan Syawal dan menggandeng KPI (Komisi Penyiaran Indonesia),” ujar Zayadi.
Lebih dari itu, Zayadi meminta media-media yang hadir untuk melakukan langkah-langkah mitigasi menyusul pengumuman hasil Pemilu 2024 sehingga sehingga suasana keagamaan di masyarakat tetap kondusif.
“Pertemuan ini adalah pertemuan awal. Ketika ada silaturahim, maka akan ada silah-silah yang lain, yakni silatul afkar (usaha penyamaan persepsi) dan silatul a’mal (membangun jaringan kerja sama),” sambungnya.
Hadir sebagai narasumber, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah mengapresiasi kegiatan temu media-media terkait topik siaran keagamaan khususnya di bulan Ramadan.
“Karena itu, penting adanya kolaborasi meningkatkan kualitas syiar di bulan suci Ramadan,” pintanya.
Ia menjelaskan, KPI selama ini telah menerbitkan regulasi penyiaran keagamaan yang memiliki spirit implementasi moderasi beragama.
“Agama dan lembaga penyiaran harus sesuai nilai-nilai keberagamaan Indonesia, sehingga masyarakat memperoleh informasi yang berorientasi menjaga kebinekaan, menambah kekhusukan beribadah, dan tertib informasi keagamaan,” paparnya.