Sarang-Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2019, MWC-NU Kecamatan Sarang menggelar acara bertajuk “Istighosah dan Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah untuk Keselamatan Bangsa Indonesia” di Masjid Jami’ Pondok MIS Sarang, Rembang pada 21 Oktober 2019 kemarin. Acara ini diikuti seluruh santri dan anggota banom PC-NU Sarang, baik dari Anshor, Muslimat, dan Fatayat NU.
Turut hadir dalam acara malam itu KH. M. Roghib Mabrur selaku Pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadul Ilmi Asy-Syar’ie (MIS) dan pengurus PC-NU Lasem.
Dalam sambutannya, KH. Roghib Mabrur menuturkan sejarah ditetapkannya Hari Santri Nasional (HSN). Resolusi Jihad Hadrotus Syaikh Hasyim Asy’ari untuk jihad melawan dan mengusir penjajah adalah tonggak utama semangat ditetapkannya HSN.
Lebih lanjut, KH. Roghib Mabrur menjelaskan bahwa kekuatan utama jihad melawan penjajah jaman dahulu adalah kuatnya iman kepada Allah dan semangat cinta tanah air yang membara. Karena kalau dilihat dari kekuatan persenjataan pastilah kalah telak, hanya modal bambu runcing saja.
“Kalau dulu kita diwajibkan Mbah Hasyim turut serta jihad melawan penjajah, lalu sekarang kita wajib melawan siapa? Musuh kita siapa?” tuturnya.
KH. Roghib Mabrur kemudian menegaskan, bahwa musuh utama yang wajib kita perangi adalah nafsu yang ada pada diri kita. Nafsu adalah musuh yang tidak tampak, tapi menempel dalam diri kita. Kita wajib menaklukkan nafsu yang jahat (ammaratun bissu-i) menjadi nafsu yang tenang menghamba kepada Allah (nafsu muthmainnah).
Santri Harus Siap Jadi Pemimpin
Menutup sambutannya, KH. Roghib Mabrur, menyampaikan rasa bahagia atas dilantiknya KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden baru, masa jabatan 2019-2024. Pelantikan KH. Ma’ruf Amin merupakan kado terindah untuk peringatan Hari Santri Nasional tahun 2019.
“Para santri harus belajar dari KH. Ma’ruf Amin. Santri harus siap jadi pemimpin. Kalau tidak bisa jadi wakil presiden, santri harus menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing. Kalau tidak bisa, jadilah pemimpin untuk keluarganya. Kalau tidak bisa, minimal santri wajib menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Harus bisa mengontrol dan menaklukkan nafsu-egonya sendiri,” ungkapnya.
Demikian nasihat KH. Roghib Mabrur untuk seluruh santri dan jamaah yang hadir.
Adapun acara inti, pembacaan istighosah dan shalawat dipimpin langsung oleh KH. Abdurrozaq Imam selaku pengasuh utama Pondok MIS serta Mursyid Thoriqoh At-Tijani. Acara berlangsung dengan khusu’ dan khidmat. Lautan jamaah istighosah yang mengenakan seragam baju serba putih membubarkan diri dengan tertib dan tenang.
Rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional ini akan dipungkasi dengan Kirab Santri yang diikuti seluruh santri Pondok Pesantren Sarang.