Cara Menghilangkan Pikiran Negatif dalam Islam – Tahukah kalian, apa sih yang membuat masalah yang kalian sedang hadapi seolah-olah tampak buruk sekali? Padahal, jika dilihat dari sisi masalahnya, tampak biasa-biasa saja.
Jawabannya adalah pikiran. Kapan pun kalian, misalnya, berpikir negatif, secara tidak sadar (sebetulnya) kalian sedang memperbesar masalah itu sendiri. Alih-alih pikiran kalian fokus pada orientasi-solusi, kalian justru terjebak pada masalah itu sendiri.
Lalu apa sih sebenarnya sumber pikiran negatif itu? Dan dari mana datangnya?
Sumber pikiran negatif berasal dari pikiran manusia sendiri. Ia tidak datang dari sesuatu di luar dirinya. Pikiran manusia, biasanya, memproduksi pikiran-pikiran negatif tatkala mereka sedang dalam kondisi bingung, tertekan, dan ketakutan.
Pikiran tersebut kemungkinan bisa disebabkan dari pengalaman masa lalu yang buruk, atau datang dari suatu masalah yang pikirannya tidak mampu menampungnya. Karena ketidakmampuannya menampung masalah, membuat pikirannya menjadi tertekan dan cenderung berpikiran negatif.
Berikut ini enam (6) cara atau tips agar terhindar dan menghilangkan pikiran negatif dalam ajaran Islam.
Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak. (HR. Bukhari, no. 2101).
Hadis di atas memberikan penjelasan pada kita bahwa keadaan seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan dengan siapa dia bergaul. Apabila baik lingkungan dan teman-temannya, maka kecenderungan dirinya untuk menjadi baik akan lebih besar, begitupun sebaliknya.
Sebagai makhluk sosial, manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Ia membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan bersosialisasi untuk mempermudah kehidupannya. Meski Islam menekankan agar bergaul dengan orang-orang baik dan orang yang berpikiran positif, tidak lantas Islam menyuruh kita untuk tidak bergaul dengan orang lain. Kita hanya dituntut agar membatasi diri dalam pergaulan yang bisa menjerumuskan diri kita dalam kesulitan dan kerumitan.
Pada prinsipnya Islam tidak melarang berkomunikasi dengan siapa pun. Namun, jika kita ingin terbebas dari pikiran-pikiran negatif, cobalah untuk menghindari dan membatasi untuk berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki pikiran-pikiran negatif, apalagi pikiran jahat.
Imam Gazhali pernah berkata, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.”
Jadi, marilah mulai kita bangun pikiran positif dalam diri kita atau bisa juga membuat komunitas-komunitas di mana orang-orangnya senantiasa berpikir positif, optimis, dan yakin pada Allah.
Setiap orang berusaha untuk menjadi lebih sempurna dari kondisi sebelumnya. Tapi seringkali kesempurnaan yang dikejar adalah kesempurnaan materi yang sifatnya terbatas, semu, dan tidak kekal. Ambisi seperti itu sering membuat orang lalai dan mudah terjebak dengan pikiran-pikiran negatif.
Misalnya, karena takut hidupnya melarat, seseorang siang malam terus bekerja mencari uang dengan melalaikan waktu-waktu ibadahnya pada Allah. Atau karena takut dengan usia tua yang menyebabkan kulitnya keriput dan tidak mulus lagi, ia berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah fisiknya dengan operasi plastik.
Bahkan, ada yang karena ingin terus dikenal dan dipuja manusia, terus menerus memperbaiki fisiknya, rumahnya, dan hal-hal yang menunjang kesempurnaan materinya dengan cara yang sangat ekstrem dan tidak wajar di luar batas kemampuannya. Misalnya, korupsi, pesugihan, dan hal negatif lainnya.
Kita harus menyadari bahwa tidak semua hal mesti kita usahakan secara sempurna sebagaimana yang kita angan-angankan. Ada hal-hal yang tidak bisa kontrol dan itu berada di luar kendali kita.
Yang terpenting adalah, sejauh mana kita terus memacu diri kita untuk menjadi lebih baik setiap saatnya.
“Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang celaka.”
Sementara itu Allah berfirman:
“..dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 195)
Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki. Kadang, kita menafikan 99% hal-hal baik dalam hidup kita dan terlalu khawatir pada 1% hal buruk yang datang ke kehidupan kita. Padahal, kita harus bisa melihat jalan keluar serta cahaya bagi kehidupan kita yang lebih baik.
Betapa banyak kita melihat orang-orang yang secara materi tampak sempurna, tidak kekurangan satu apa pun, dan kaya raya malah terjebak dalam kondisi depresi dan tekanan, bahkan tak jarang berujung bunuh diri. Padahal, jika dihitung secara materi, kekayaannya mampu menjamin hidupnya dengan kehidupan yang amat layak.
Seringkali kita lalai bersyukur terhadap apa yang ada di hadapan kita. Kita lebih sering memikirkan sesuatu yang belum dan tidak kita miliki. Padahal pikiran negatif muncul karena kita lebih sering memikirkan hal-hal yang tidak kita miliki daripada mensyukuri apa yang kita punya. Ibarat orang yang sedang berpuasa, baru jam 10 pagi, tapi pikirannya sudah memikirkan jam 18.00 (bedug magrib), ya pasti tersiksa.
Bersyukur adalah cara untuk menghindari pikiran negatif dan menambah kenikmatan hidup. Allah berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Apa pun yang kita kerjakan dan katakan dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak sadar ia akan masuk ke dalam alam bawah sadar kita dan mempengaruhi cara hidup kita. Jika kita berkata hal-hal yang baik pada diri kita meskipun dalam situasi buruk, hal itu akan berdampak pada keadaan kita.
Maka cobalah kita untuk selalu berusaha untuk selalu berperilaku dan berpikir positif agar memberikan energi positif kepada pikiran kita.
Misalnya, setiap bagun tidur, katakanlah pada diri kita kata-kata yang memberikan harapan, semangat, dan optimisme, seperti, “Ini adalah hari yang baik buatku, insyaAllah Allah akan memberikan kita rahmat-Nya.”
Tentunya, segala sesuatu yang kita pikirkan dan lakukan sedikit atau banyak, cepat atau lambat ia pasti mempengaruhi kita. Jika itu positif, maka hal-hal baiklah yang akan kita terima. Sebaliknya, jika itu negatif, maka hal-hal negatif pulalah yang akan menghiasi kehidupan kita.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra’ [17]:7).
Seorang muslim tentu tidak akan mau menghabiskan waktunya untuk nimbrung berdebat atau adu argumen yang tidak menghasilkan suatu kesimpulan baik bagi siapapun. Berdebat dengan seseorang hanya untuk membuktikan bahwa Anda benar (terkadang) hanya membuang-buang waktu saja.
Karena pada umumnya, setiap kali kita ingin berdebat, hasrat kita lebih didorong pada keinginan untuk membuktikan kita benar dan menyalahkan argumen orang lain. Hal ini tentu menguras energi dan membuang-buang waktu, sementara pikiran kita akan terus menerus memproduksi hal-hal negatif.
Imam Syafi’i pernah berkata, “Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri.”
Salah satu menghindari pikiran negatif adalah dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memunculkan pikiran negatif. Misalnya, jangan suka menyalahkan orang, bertanggung jawab terhadap tugas, dan tetap tenang dalaam situasi yang amat sulit sekalipun. Tanamkan dalam pikiran, bahwa semua hal itu bisa kita atasi. InsyaAllah.
Allah berfirman:
Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus (QS. Ali ‘Imran [3]: 101).
Demikian 6 cara menghilangkan pikiran negatif dalam Islam. Semoga bermanfaat.