Aku bermimpi menjadi orang terkenal
Karena aku kini tinggal di desa
Miskin kata dan gambar
Waktu aku datang ke sini tiga tahun lalu
Aku masih bertemu situasi dalam gambaran Multatuli
ketika aku buka google map pun
Tak ada penanda kecuali jalan Jeunjing yang warganya bahkan tidak mengenali
Aku ingin tulisanku tersebar di jurnal-jurnal scopus
Agar dunia mengenalku sebagai orang bagus dari kampus
Tapi aku bertemu dengan anak-anak desa yang tak bisa membaca
Keluarga mereka adalah takdir nasib dan orang luar
Aku ingin menjadi bintang workshop dan seminar
Orang-orang tercerahkan dilimpahi kecerdasan yang bersinar
Tapi aku menemukan lahan-lahan menghampar terlantar
Warga desa putus asa meninggalkanya dalam kepungan kemiskinan yang nanar
Aku ingin tak peduli
Tapi hati menali dengan seutas hutang sejarah muru’ah diri
Semakin sering bertemu anak-anak yang tak pandai mengeluh ini
Wajah Nabi Muhammad malah menagih
Kamu bisa apa kini?
Aku memikirkan orang-orang salih
Aku ingin pengajian mereka mengupas masalah-masalah dunia ini
Agar lapisan-lapisan akhiratnya tampak sebening kulit bawang
Lalu jemaatnya menekuni laku pembersihan diri menguatkan desa
Apalah arti kesucian diri
Jika ruang kita hidup tak membuat leluasa mensyukuri
Apalah arti kesalihan
Jika wajah Nabi selalu datang mengancam
Aku pernah membawa mahasiswaku ke desa
Agar mereka belajar tentang masa lalu yang nyata
Wajah mereka justru bertanya-tanya
Seraya bersikap pintar dan siap mengajar
Aku pernah mengajak kolegaku di kampus ke desa
Mereka merasa lahan riset dan dakwah membentang menghampar
Supaya jadi tulisan dan laporan kinerja tahunan
Melancarian pangkat dunia dan pahala akhirat
Aku menyaksikan hilangnya kesadaran akan komunitas
Terpahat tuah tanah, tuah air dan sejarah darah
Ruang bersemainya bahasa dan budaya ibunda
Mendasari pergaulan dunia dengan kejiwaan yang sehat
Aku menyaksikan kecemasan masa depan
Menggerakkan masyarakat dalam perlombaan
Melarikan diri dari keterpurukan mengejar kesejahteraan
Pada lahan-lahan yang disediakan oleh jaring-jaring kekuatan
Aku sering termangu-mangu
Pada hamparan kerjaan dan harapan