Forum Alumni Penerima Beasiswa 5000 Doktor menyelenggarakan webinar parenting bertajuk ‘Happy Parents, Happy Kids: Sharing Pengalaman Ph.D Mommy’ pada Ahad (06/06/2021). Acara yang dilaksanakan secara virtual dengan menggunakan platform zoom meeting ini dikemas dalam bentuk ‘dialog interaktif’, mengulas cerita pengalaman Ph.D mommy penerima beasiswa 5000 Doktor saat menyelesaikan studi di luar negeri.

Hadir sebagai pembicara 3 alumni yang telah menyelesaikan studinya di Australia dan Eropa, yaitu: Yuslenita Muda, M.Sc., Ph.D (Dosen Prodi Matematika, FST, UIN Sultan Syarif Kasim Riau); Yufi Adriani, PhD Psikolog (Wakil Dekan Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta); Siti Muflichah, M.Ag, M.Ed, PhD (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin) dan dimoderatori oleh apt. Sabrina, M. Farm, Ph. D (Dosen Prodi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Arif Zamhari, Ph.D, selaku koordinator wilayah Asia, Timur Tengah dan Amerika, PMU 5000 Doktor Kementerian Agama RI, dalam sambutan pembuka acara mengapresiasi terselenggaranya acara ini. Lebih jauh lagi ia katakan “Acara ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar nyata pengabdian alumni 5000 Doktor bagi masyarakat sekaligus mengajak lebih banyak lagi perempuan Indonesia agar mau belajar hingga jenjang yang lebih tinggi.

Para perempuan Ph.D Mommy yang menjadi pembicara di webinar ini adalah contoh yang luar biasa bagi perempuan Indonesia. Semoga kelak lebih banyak lagi perempuan-perempuan terdidik dan berpendidikan tinggi yang bisa membantu kemajuan PTKIN, khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya,” ungkapnya.

Webinar yang dimulai tepat pada pukul 10.00 WIB ini diawali dengan penyampaian materi dari Yuslenita Muda, M.Sc., Ph.D.  Dosen Prodi Matematika, FST, UIN Sultan Syarif Kasim Riau ini mengisahkan beragam tantangan yang dihadapi selama menyelesaikan studi doktoralnya di University of Essex, Inggris.

“Menyelesaikan studi Ph.D di luar negeri dengan status sebagai ibu bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi bukan juga hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan,” ungkapnya berkaca-kaca.

Ada 5 catatan penting sekaligus tips yang ia sampaikan para peserta webinar atau siapapun yang ingin menjadi PhD mommy, Pertama, pastikan suami/pasangan mendukung dalam keputusan mengambil Ph.D. Peran dan dukungan suami akan menjadi hal yang sangat penting bagi kelancaran studi di kemudian hari.

Kedua, pastikan semua anggota keluarga juga siap mendukung pilihan kita saat ingin mengambil Ph.D. Ketiga, perlu hati-hati dengan pilihan Langkah kita, baik dalam menentukan negara studi atau apapun yang berkaitan dengan fasilitas penunjang saat studi.

Keempat, selalu siap untuk belajar menerima ketidaksempurnaan dan jangan kecewa jika hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pastikan jika anak kita masih kecil, maka suami pun harus siap menjadi pengganti yang menjaga dan mengurus anak. Jangan segan meminta bantuan dengan orang lain jika merasa sulit.

Kelima, membuat jadwal untuk keluarga (family time) seperti liburan, gathering atau bermain di playground. Kondisi anak juga harus diperhatikan saat menyesuaikan diri di lingkungan baru. “Sebagai ibu, kita harus menjadi pendengar yang baik dan berjuang bersama,” jelasnya.

Tidak jauh berbeda dengan Yuslenita, Siti Muflichah menyampaikan kisah pengalamannya menyelesaikan studi doktoralnya. Berbeda dengan Yuslenita, Siti memilih menyelesaikan studinya di LN tanpa mengajak suami dan anak-anaknya.

“Sebagai seorang ibu dan tenaga professional, sangatlah tidak mudah untuk harus melanjutkan studi di luar negeri tanpa membawa keluarga. Banyak pertimbangan  tentunya, seperti finansial, pendapat suami dan hal lainnya,” ujarnya.

Lebih jauh lagi ia tegaskan bahwa cita-cita ibu yang baik tidak harus selalu berada di samping keluarga tetapi dengan tujuan tetap fokus pada anak dan suami. Hikmah yang didapat nantinya adalah menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, serta membentuk pola dan moderl karir yang kelak akan dibangun sebagai seorang ibu dan akademisi.

Materi terakhir disampaikan oleh Yufi Adriani, PhD Psikolog. Wakil Dekan bidang akademik Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini memulai presentasinya dengan mendiskusikan definisi dan kriteria dari ‘kebahagiaan’ yang dianggapnya sering ditafsiri beragam oleh setiap orang.

Menurutnya, kebahagiaan itu dapat bersumber dari banyak hal dan tidak hanya melulu soal materi, tetapi juga kondisi mental yang baik, semangat beragama yang arif, hubungan sosial dan personal serta aktualisasi diri yang mendukung.

Saat jauh dari keluarga karena sedang menjalani proses sebagai PhD mommy, yang harus diperhatikan menurutnya bukanlah seberapa sering kita menghubungi mereka tetapi seberapa berkualitas dari setiap komunikasi yang kita lakukan saat menghubungi mereka (keluarga).

“Terima kasih para narasumber, materinya pas dan sangat sesuai dengan pengalaman saya. Semoga kita semua yang masih dalam proses menempuh studi bisa mengikuti jejak para Ph.D mommy semua. Amin,” ungkap Subkhani Dewi, salah satu peserta webinar di akhir sesi acara. (Dito/MS)

Leave a Response