Umat Islam menyambut bulan Ramadan yang berkah ini dengan hati gembira. Namun di tengah kegembiraan tersebut, masih terdapat beberapa orang tua yang mengkhawatirkan akan anaknya yang masih kecil untuk melakukan ibadah puasa. Oleh karena itu, para orang tua pada umumnya memerintahkan anak-anak mereka untuk berpuasa setengah hari. Kemudian muncul pertanyaan, bolehkah anak kecil puasa setengah hari ?
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu syarat wajib puasa adalah sudah baligh atau dewasa. Maka bagi anak-anak tentunya tidak diwajibkan ibadah puasa. Namun meski begitu, sejak zaman Nabi, telah disunnahkan untuk melatih anak untuk berpuasa sebagaimana dalam hadis:
عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذِ بْنِ عَفْرَاءَ قَالَتْ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ الَّتِى حَوْلَ الْمَدِينَةِ «مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ» فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الإِفْطَارِ. رواه البخاري
Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz berkata: “Di pagi Asyura’ Rasulullah mengirim utusan ke kampung-kampung Anshar: “Barangsiapa yang pagi ini dalam keadaan puasa, maka sempurnakanlah puasanya. Dan barangsiapa yang pagi ini dalam keadaan tidak berpuasa, maka berpuasalah pada sisa hari ini. Dan kamipun melakukan puasa Asyura’. Sebagaimana kami menyuruh puasa anak-anak kecil kami, dan kami beserta putra-putra kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari kapas buat mereka. Jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami nerikan mainanan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas sebenarnya bukanlah dalam konteks puasa Ramadan, melainkan adalah puasa sunnah Asyura’, namun dengan adanya anjuran tersebut dalam puasa sunnah, tentunya dalam puasa wajib menjadi hal yang lebih prioritas.
Dalam melatih anak untuk melakukan puasa, tentunya ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua.
Pertama, orang tua harus melakukan dialog terlebih dahulu kepada anak seputar puasa dengan memberikan penjelasan tentang pengertian, kegunaan, keindahan dan keutamaan puasa agar sang anak memiliki kesan yang indah dan menyenangkan tentang puasa.
Kedua, orang tua dapat mengajak anak untuk berpuasa dengan jangka waktu yang bertahap. Di sinilah puasa setengah hari dapat diterapkan kepada anak.
Hal tersebut tentunya bukan sesuatu yang mutlak. Setiap orang tua bisa menyesuaikan dengan waktu yang kiranya disesuaikan dengan kemampuan sang anak. Misal hari ini puasa 6 jam, besok puasa 8 jam dan seterusnya. Hingga sang anak nantinya akan terbiasa dengan puasa sehari penuh. (NAM)