Didi Kempot Meninggal, Kita Lagi Sayang-Sayangnya
Kehilangan seolah bertubi-tubi menimpa dunia musik Indonesia, setelah harus merelakan Glenn Fredly meninggal. Belantika musik tanah air kembali berduka. Salah satu musisi legendarisnya dipanggil menghadap Sang Pencipta.
Kemarin, publik harus menerima kenyataan bahwa Didi Kempot tutup usia setelah tidak sadarkan diri pada pagi hari, Selasa (5/5/2020). Mencatatkan sejarah patah hati terbesar bagi para penggemar The God of Broken-Hearted, julukan yang disematkan untuk Didi Kempot.
Kepergiannya terasa mendadak. Karena sebelumnya, pria yang telah berusia lebih dari separuh abad ini tidak menderita sakit menahun. Tidak mengeluhkan apapun terkait tubuhnya. Bahkan ia masih aktif manggung dari satu pentas ke pentas lainnya. Ini terlihat dari rentetan jadwal pentas virtualnya yang diunggah di media sosial sang maestro.
Kematian sang penyanyi campursari legendaris ini membawa pesan kepada kita bahwa tiada yang kekal di dunia ini. Namun meskipun sukma kita telah terlepas dari raga, setidaknya sebagai manusia harus meninggalkan jejak baik. Hal inilah yang dicontohkan Didi Kempot kepada kita.
Didi Kempot mewariskan kepada kita karya-karya yang mampu menyihir seantero Tanah Air, bahkan namanya moncer hingga internasional. Setiap orang yang diperdengarkan lagu Didi Kempot pasti akan terbuai. Karena itu, siapa yang tidak takluk dengan kekuatan lirik dari lagu yang dibawakan oleh Didi Kempot? Semua orang merasa dekat dengan lagu tersebut.
Inilah yang membuktikan kepiawaian Didi Kempot dalam mengaduk-aduk emosi penggemarnya. Didi Kempot selalu peka dengan fenomena yang sedang tren di lingkungan sekitarnya. Ia mengubah hasil pengamatannya tersebut menjadi lirik yang sarat makna. Menghasilkan kesan puitis, mendalam, tapi tidak bertele-tele dalam penyampaiannya. Tiap Didi Kempot menjadi bintang tamu, di situlah penonton memadati dan turut hanyut menyesap patah hati yang kembali terungkit.
Mendiang pria yang bersaudara dengan pelawak Mamiek Prakosa ini begitu jenius dalam meramu makna ke sebuah lirik yang sederhana. Sehingga karyanya bisa dinikmati setiap kalangan.
Berkat tangan dingin Didi Kempot dan usahanya dalam hampir tiga dasawarsa, musik campursari berhasil mendunia. Genre musik yang dulunya dianggap tidak layak naik panggung televisi, nyatanya kini justru jadi kesayangan sejuta umat. Campursari kini menjadi konsumsi sehari-hari berbagai kalangan, tanpa pandang strata sosial.
Lagu Didi Kempot kerap kali kita dengar di warung-warung kopi sederhana, warung-warung makan klangenan rakyat, mengiringi sebuah video iklan brand besar, menjadi penghibur untuk orang-orang yang tengah butuh semangat, dan berbagai suasana lainnya. Kita begitu lekat dengan puluhan lagu ciptaan Didi Kempot.
Didi Kempot menerima banyak undangan sebagai bintang tamu di acara televisi maupun panggung-panggung terbuka lainnya. Sang legendaris ini menjelma bak magnet yang selalu mendatangkan kerumunan massa. Meskipun sebagian lirik lagunya menggunakan bahasa Jawa, ini bukan jadi penghambat para Sobat Ambyar, sebutan untuk fansnya dalam meresapi setiap makna lagu Didi Kempot.
Kalangan anak muda kini tidak malu lagi untuk berdendang ketika diputarkan lagu Didi Kempot. Dulu, orang-orang masih menilai musik campursari hanya pantas didengarkan kalangan bawah, tidak layak jadi kesukaan masyarakat golongan atas. Dipandang musik ndeso. Lalu Didi Kempot memberi gebrakan yang sukses menggeser stigma tersebut. Aliran campur sari tidak lagi dianggap sebelah mata. Kian populer dan melejit sana-sini.
Kejayaan Didi Kempot sendiri bukanlah beberapa tahun belakangan. Sejak kecil, saya sudah familiar mendengar lagu beliau. Selalu terputar di radio-radio. Selalu dinyanyikan lirih oleh simbah saya. Sering pula dilantunkan oleh para pengunjung warung makan di dekat rumah. Para tetua itu lalu bercerita bahwa Didi Kempot telah kondang dan mencapai tangga puncak ketenaran di era 90an.
Dari situ saya menyadari bahwa tren yang dibentuk Didi Kempot bertahan puluhan tahun. Kegigihannya berbuah manis. Untuk yang belum tahu, Didi Kempot tidak serta merta sekondang seperti sekarang. Dia juga mengalami masa paceklik dan terseok-seok sebagai pengamen jalanan. Semua itu ia lalui sebelum merintis kariernya di belantika musik tanah air.
Dan pada awal Mei 2020, Didi Kempot pamit undur diri dari dunia. Di saat namanya begitu dielu-elukan. Ibarat orang yang tengah kasmaran, kita ditinggalkan saat lagi sayang-sayangnya. Sakit dan kepedihannya begitu menghujam.
Segala rencana konser dan film yang sudah tersusun olehnya mungkin batal terlaksana. Namun, kita akan terus mengenang beliau sebagai sosok yang tetap membumi meskipun sedang mereguk manisnya kejayaan. Didi Kempot meninggal, kita lagi sayang-sayangnya. Selamat jalan, Pakde. Jasa dan kenanganmu abadi!