IQRA.ID, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah memutuskan agar sebaiknya segala ritual ibadah dilakukan di rumah masing-masing, tak terkecuali shalat tarawih di bulan Ramadhan. Sebab, berdasarkan pertimbangan para ahli, virus Corona yang kini tengah mewabah masih akan berlangsung hingga Mei.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau hal tersebut mengingat adanya larangan dalam Islam untuk membuat diri sendiri dan orang lain celaka.
“Tidak boleh mencelakakan diri sendiri dan mencelakakan orang lain,” katanya saat Ngaji Online Eksklusif bersama KH Said Aqil Siroj bertajuk Mengetuk Pintu Langit Bertahan di Tengah Wabah pada Selasa (8/4) malam, sebagaimana dilansir situs NU Online.
Kiai Said juga mengutip ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 195. “Janganlah kamu menjerumuskan dirimu ke dalam kehancuran,” ujarnya menejerjemahkan ayat tersebut.
Oleh karena itu, ia meminta kepada segenap kaum Muslim di manapun berada untuk beribadah di rumah demi menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. Sebab, meskipun ibadah shalat merupakan perintah Allah, menjaga diri dan orang lain juga sama yang harus ditaati.
“Ibadah shalat itu perintah Allah, tapi menjaga keselamatan diri kita sendiri dan orang lain itu juga perintah Allah,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
Adanya wabah ini, menurutnya, menunjukkan betapa manusia itu sangatlah lemah. Saat menerima berbagai hal buruk, ia akan mengeluh, sementara jika memperoleh kebaikan akan menutup diri.
“Betapa manusia itu sangat daif, mendapatkan kejelekan negatif dia akan mengeluh menggerutu, ketika mendapatkan kebaikan dia akan kikir, akan menggenggam tangannya mempertahankan apa yang ia miliki,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kiai Said mengingatkan bahwa dengan wabah ini kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Dalam pengajian yang dipandu oleh Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini itu juga dilangitkan doa dan shalawat sebagai ikhtiar batin agar wabah ini lekas mereda.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh pengurus NU dari seluruh wilayah di Indonesia, juga pengurus NU di seluruh cabang istimewa di dunia. (Syakir NF/Fathoni Ahmad/NU Online)