Ulama ahli Qur’an dan Tafsir asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam suatu pengajian kitab bersama para santri menceritakan kisah lucu seorang Gus yang boleh berpacaran, tapi ujungnya malah tidak disangka-sangka.
Berikut cerita dari Gus Baha:
Masyhur ada cerita di Lirboyo, ada seorang Gus yang nakal, sukanya pacaran. Kiainya sudah kakuati (tidak sabar lagi), jadi bilang begini:
“Cung, kowe pacaran lah, angger wes iso moco Shahih Muslim..!!” (Nak, kamu pacaran tidak apa-apa, asalkan bisa baca Shahih Muslim..!!)
Gimana itu, bisa baca hadis kok malah pacaran..?!!
Ya, beneran (belajar kitab hadis Shahih Muslim), berhubung orang yang disukai itu orangnya cantik.
Gus itu cerita sendiri sama saya, “Saya bela-belain belajar Gus, sampai alim. Ternyata setelah alim, saya tahu kalau itu haram. Akhirnya tidak jadi (pacaran).”
Hehehe
Nah, itu namanya “hukum tahapan”, bukan hukum yang sebenarnya!
Paham nggeh?!
Begitu aja kok tidak tahu, sukanya geger (marah-marah) dulu.
Makanya ngaji, supaya tahu maksud hukumnya. Hukum itu hukum fikih apa hukum tahapan?
Kalau hukum fikih ya permanen, kalau hukum tahapan ya tahapan mendidik sunnah. Tentu ada tahapannya!
Tapi, tahapan ini tidak menjadi hukum fikih, namanya fikih dakwah bukan fikih ahkam.
Hanya saja, orang ngaji seperti ini sudah jarang. Orang adanya emosi, sudah tidak mau ngaji. Makanya saya tadi bilang asal dia orang alim dan shaleh.
Video Sumber pengajian: “Gus Baha – Pacaran”