Kiai Taqiyuddin, M.Sos adalah kiai muda yang sangat aktif berdakwah dari satu daerah ke daerah lain, dari satu masjid ke masjid lain, dari satu majelis taklim ke majelis taklim lain, dan aktif mengisi ceramah di forum-forum pengajian yang diselenggarakan di kantor pemerintah dan beberapa kantor perusahaan swasta.
Kiai muda yang akrab disapa Gus Taqi ini merupakan pemimpin Pesantren Assaadah Ciapus Bogor peninggalan ayahnya yakni KH. Muhammad Isa, seorang kiai yang telah banyak melahirkan murid-murid yang telah berkhidmah dan berkiprah di masyarakat.
Selain memimpin pesantren, Gus Taqi juga aktif mengajar di Pesantren Hammalatul Quran Al-Falakiyah, Pagentongan Kota Bogor sebagai tabarrukan kepada zuriyyah Abah Falak Pagentongan yang merupakan guru dari ayahnya tercinta.
Satu hal yang menarik dari kiprah Gus Taqi di era digital ini adalah keuletan dan kepiawaiannya memanfaatkan tekhnologi sebagai media dakwah. Gus Taqi, sebagai ulama muda yang lahir dari rahim pesantren dan alumni program sarjana dan pasca sarjana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini senantiasa menyebarkan narasi keislaman yang rahmatan lil alamin dan mengajarkan pengetahuan keislaman yang diperolehnya dari pesantren. Ia memanfaatkan beberapa platform media sosial di antaranya Facebook, Instagram, Youtube, Podcast untuk menyebarkan pengetahuan keislaman dengan konten-kontennya yang ringan dan mendidik.
Melalui siaran langsung di Facebook, Gus Taqi yang saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Komisi Informatika dan Komunikasi MUI Kota Bogor juga menyelenggarakan pengajian kitab kuning secara online. Beberapa kitab yang dibedahnya antara lain Tafsir Jalalain, Riyadlus Sholihin, Kasyifatus Saja, Nashoihul `Ibad, dan lain-lain. Ia memanfaatkan perkembangan tekhnologi informasi tersebut dengan baik selain beberapa kali mengisi sesi dakwah di stasiun televisi swasta nasional.
Sepenggal kisah perjalanan dakwah Gus Taqi setidaknya memberikan sebuah gambaran betapa pentingnya media sosial dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan pendidikan umat dan penyebaran narasi keagamaan yang ramah, moderat dan teguh pada kecintaan terhadap Indonesia dan keindonesiaan.