KH Ahmad Bahauddin Nursalim, ulama yang akrab disapa Gus Baha, dalam suatu kajian yang diselenggarakan Pusat Studi Qur’an (PSQ) Tangerang Selatan, pada Ahad, 24 November 2019 silam, pernah melontarkan humor tentang angan-angan ketika masuk surga.
Berikut cerita dari Gus Baha:
Bahagia paling gampang dan murah yaitu dengan guyon. Beberapa sahabat saking cintanya kepada Nabi, cara berpikirnya seperti teman saya.
Teman saya sering menasihati saya, “Gus, ojo sholeh nemen-nemen. Engko nek suargo mari bareng Mbah Moen, sungkan. (Gus, jangan terlalu sholeh, nanti jadi sungkan kalau di surga bareng Mbah Moen [KH Maimoen Zubair])” Hehehe
Jadi, kalau terlalu sholeh kan nanti surganya bersama guru-guru kita, kan tidak enak. Kalian kalau di surga kan tidak kebayang polahnya kayak apa.
Lama punya istri tidak cantik, di sana (surga) dapat cantik-cantik. Kalau di samping guru kan sungkan. Hehehe
Makanya, kata teman saya, “Sholehnya pas-pasan saja Gus, biar surganya tidak bersama Mbah Moen.”
Ternyata pikiran begitu juga ada pada seorang sahabat, “Ya Rasulullah, saya puas-puaskan melihat engkau, karena saya tidak mesti masuk surga. Kalau pun di surga, pasti beda kelas dengan engkau.”
Jadi para sahabat pun sadar di surga beda kelas dengan Nabi.
Pelajaran yang bisa kita terima adalah semuanya harus ada amal kita, sehingga Nabi bersabda:
فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
Maka, tolonglah saya untuk mengabulkan permintaan kamu dengan memperbanyak sujud.
Link ngaji versi video: