Muhammad bin Abi Bakar mengumpulkan empat puluh hadits dengan sanad-sanad yang sambung hingga kepada Nabi dari masyayikh yang terpilih dan para imam yang agung. Setiap dari mereka meriwayatkan dari sebagian sahabat yang baik.
Di dalamnya dia menambahkan perkara yang memiliki korelasi dengan hadits tersebut mulai dari mauidhah dan hikayat-hikayat yang didengar dari para ulama yang disebut dalam hadits dan atsar. Marilah sejenak kita lantunkan bacaan surat al-Fatihah teruntuk baginda tercinta Nabi Muhammad Saw., pengarang kitab, guru-guru kita, orang tua kita, dan kepada seluruh umat Islam di dunia.
Kitab Mawa’idh al-Usfuriyyah atau lebih familiar disebut Kitab Ushfuriyah merupakan karya Syeikh Muhammad bin Abu Bakr al-Usfury. Kitab ini kerap dikaji oleh para santri di pesantren salaf. Memiliki pola penyusunan dan koleksi hadis-hadis berjumlah 40 hadis.
Sesuai dengan namanya, sebagai kitab mawa’idh atau nasihat, Ushfuriyah memiliki sisi unik ketimbang sebagai kitab rangkuman hadis biasa. Berikut 5 Keistimewaan Kitab Ushfuriyah
Ushfuriyah merupakan kata dari bahasa Arab dengan kata dasar “ushfurun” yang mana kata tersebut mempunyai makna burung pipit atau emprit, kemudian ditambah kata kebangsaan di akhir kata berupa ya’ nasabiyah menjadi “ushfuriyah.”
Bermula dari kisah Umar r.a. Beliau sedang melakukan perjalanan ke Madinah, tak lama beliau melihat ada seorang anak kecil membawa seekor burung emprit atau pipit dan membuat burung itu seolah seperti mainan. Melihat hal tersebut Umar merasa iba dan bersedia membeli burung tersebut, kemudian membebaskannya.
Setelah Sayyidina Umar wafat, ada ulama besar yang bermimpi, dalam mimpinya menanyai Sayyidina Umar, “Apa yang Allah perlakukan kepadamu?”
Lalu Umar menjawab, “Allah telah mengampuniku dan membalas kebaikanku,”
Ulama tersebut menimpali lagi, “Apa karena sifat aris dan zuhudmu atau karena engkau menjauhi maksiat?”
Kemudian Umar menjawab, “Bukan. Melainkan karena aku pernah mengasihi burung emprit. Sesungguhnya engkau telah mengasihi seekor burung emprit (pipit) di dunia, maka kukasihi engkau di akhirat.”
Kitab Ushfurriyah ini memiliki 40 hadis, banyak di antaranya berupa anjuran atau motivasi. Sebagian mengenai anjuran terkait dengan bahasan tasawuf seperti anjuran taubat, menghindari sombong, dan tidak putus asa. Sebagian lagi anjuran merutinkan bacaan atau perbuatan baik tertentu. Misalnya membaca ayat kursi, surat al-Ikhlas, dan masih banyak lagi.
Al-Mawa’idz al-ushfuriyyah hanya terdiri dari 30 halaman saja untuk versi cetakan ala al-hidayah, Surabaya, dan 260 halaman untuk versi cetakan Al-Barkah dengan ukuran kitab 16×10 cm.
Dalam hadis ketiga, sebagai tambahan dicantumkan pula sabda Nabi Saw., “Aku adalah kota ilmu, sedang Ali adalah pintunya.”
Dikisahkan, ketika kaum Khawarij mendengar adanya hadis tersebut, mereka ingin menguji kecerdasan Sayidina Ali bin Abi Thalib. Lantas mereka memilih 10 orang perwakilan untuk menguji Sayyidina Ali.
Sepuluh orang itu kemudian mendatangi Ali bin Abi Thalib r.a. Secara bergantian. Mereka semua mengajukan satu pertanyaan yang sama namun mengharapkan adanya jawaban yang berbeda. Tujuannya, jika pertanyaan itu tidak menghasilkan 10 jawaban berbeda dari Sayyidina Ali, maka berarti ia tidak pantas menyandang gelar “pintu kota ilmu.”
Ternyata, dengan satu pertanyaan “utama mana antara ilmu dan harta?” yang mereka ajukan, terdapat 10 jawaban berbeda dari Sayyidina Ali r.a.
Selanjutnya Pada hadis ke-22, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika seorang hamba meninggal, dan Allah mengetahui keburukan dari diri orang tersebut, sedangkan orang-orang mengatakan bahwa hamba tersebut baik, maka Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Saksikanlah, telah kuterima persaksian para hambaku terhadap hamba yang lain, dan Aku ampuni dia padahal aku tahu tentang (keburukan) dirinya.”
Dan masih banyak lagi kisah-kisah unik di dalamnya. Beberapa ulama ada yang menyebutkan bahwa dalam kitab ini tidak semua berisikan hadis sahih atau masih terdapat hadis dhoif.
Kitab ini bukan hanya sekadar berisikan hadis maupun hikayat unik, melainkan terdapat juga pesan penting yang dapat diambil oleh pembaca sebagai ibrah kehidupan.
Di akhir tulisan ini, saya ingin mengutip sebuah hadis yang saya temukan di dalam kitab Ushfuriyah, diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Ar-rahimu yarhamuhumur rahman, irhamuu man fil ardhi, yarhamkum man fissama’i.”
Artinya: orang-orang yang penuh kasih sayang, akan disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang. Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya Dzat yang ada di langit akan menyayangimu. Demikian 5 Keistimewaan Kitab Ushfuriyah
Wallahu a’lam.