Sebagai kota yang di dalamnya terdapat keraton, Surakarta merupakan kota yang menyimpan banyak benda bersejarah. Di antaranya adalah inskripsi-inskripsi yang terdapat di berbagai lokasi seperti masjid. Mengacu pada dua masjid yang ada di Surakarta, berikut ini beberapa inskripsi berharga yang ada di sana.

Inskripsi yang ada khususnya pada bagian utamanya (’azza man qani‘a dzalla man thami‘a) masih sangan sulit untuk ditelusuri dari model tulisan yang digunakan. Mungkin corak diwan atau mungkin juga bentuk riqah atau naskh. Yang jelas kedekatannya dengan diwan cukup kentara.

Demikian pula pada inskripsi bagian lingkaran pinggir, tulisan seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sangat jelas bercorak diwan, akan tetapi pada bagian “Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah” cukup sulit karena tulisannya kurang jelas, dan tulisan yang ada lebih mendekat pada sulus. Lebih lagi pada kata Muhammad yang juga melingkari bagian atas, tulisan yang ada lebih berbentuk sulur yang biasa terdapat pada mimbar-mimbar mesjid kuno di Jawa.

Teks inskripsi lain di Mesjid Agung Surakarta ditulis pada media yang berbentuk panel empat segi panjang dengan ukuran 78 x 33 cm, terletak di atas pintu bagian dalam sebelah utara mesjid. Inskripsi terdiri dari dua baris, masing-masing baris berukuran 12 x 33 cm, dan antara baris atas dan baris bawah ada jarak sekitar 3 cm.

Inskripsi merupakan hasil pahatan yang sangat halus dan rapih sehingga ketimbulan pahatan huruf tidak kentara menonjol. Warna tulisan menggunakan warna kuning emas (saat ini telah memudar), dan panel berwarna antik/mahoni (coklat mahoni). Bahan panel adalah papan jati utuh dengan tidak ada sambungan di tengahnya.

Pada bagian pinggir panel ada frem (lis) yang menonjol. frem tersebut bukan tambahan tapi menyatu dengan papan yang ada. Panel- panel yang ada dibuat seragam, baik dalam bentuk atau ukurannya kecuali pada bagian depan sebelah utara atau pintu utama yang terletak di tengah- tengah mempunyai ukuran panel yang berbeda, yaitu 106 x 37 cm.

Inskripsi ini menggunakan bahasa dan tulisan Arab. Dari ciri tulisan menggunakan Khat Naskhi. Penulisan inskripsi ini cukup baik dan relatif mudah dibaca, hanya saja karena warna panel dan tulisan hampir sama maka agak sulit membacanya kecuali dari dekat.

Besarnya tulisan dengan posisi lebar 12 cm membantu dalam membacanya secara langsung. Walaupun demikian, kedekatan warna antara tulisan dan panel mengakibatkan gambar yang diambil dengan kamera biasa kurang tajam dan tidak terlalu jelas.

Letak panel yang berisi teks berada di atas pintu bagian dalam sebelah utara Mesjid Agung Surakarta. Mesjid ini dibangun pada tahun 1699 Jawa = 1773 M setelah dibangunnya keraton Surakatrta (pindahan dari keraton Kartasura) pada tahun 1695 Jawa = 1769 M. Pembangunan keraton dan mesjid ini dilakukan pada masa Sunan Pakubuwono II.

Inskripsi lain ditulis menggunakan bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon. Jenis tulisannya adalah Naskhi. Penulisnya diperkirakan Ahmad Rozak sebagai bentuk pengabdian. Tanda angka 1912, 1798, 10 = Ahmad Razaq 10 1798, 1798.

Isi Inskripsi ini hampir sama dengan Inskripsi sebelumnya yang menggunakan bahasa Arab (Inskripsi 2) yang menjelaskan tahun pembangunan yang kedua Mesjid Agung Surakarta. Bila dilihat dari bentuk atau cara penulisannya agak berbeda dengan Inskripsi 2 yang berbahasa Arab, dan dimungkinkan penulisnya berbeda dengan yang di atas (Inskripsi 2).

Di Mesjid al-Wusto terdapat 67 buah inskripsi. Inskripsi tersebut terdiri dari 34 ayat-ayat Al-Qur’an, 28 inskripsi Al-hadis, 1 buah teks syahadat, 1 buah teks tentang tanggal pendirian mesjid, 1 buah teks tentang penunjuk arah angin, 1 buah teks tentang nama mesjid al-Wusto dan 1 buah prasasti.

Untuk menggambarkan letak inskripsi, denah situs mesjid dibagi 4 bagian yaitu:1. Gapura Depan, 4 inskripsi, 2. Gapura Dalam, 6 inskripsi, 3. Teras Mesjid 10 inskripsi, 4. Ruang Utama/Salat terdiri dari a. Tiang Utama sebelah Utara 2 buah, 8 inskripsi, b. Tiang Utama sebelah Selatan 2 buah, 8 inskripsi,

Pintu dan Jendela sebelah Utara 5 buah, 10 inskripsi. Pintu dan Jendela sebelah Selatan 5 buah, 10 inskripsi. Jendela sebelah Barat 4 buah, 8 inskripsi, Menara mesjid 1 inskripsi. Atap mesjid 1 inskripsi, dan dinding mesjid 1 inskripsi. Pada tempat-tempat tersebut dijumpai 65 buah inskripsi.

Inskripsi-inskripsi ini semuanya ditulis dalam huruf (tulisan) dan bahasa Arab. Sedangkan bentuk khatnya nasakh. Inskripsi di gapura, pintu dan jendela terletak di lengkungan bagian atasnya. Sedang inskripsi pada tiang utama (soko guru) terletak pada keempat bidang tiang bagian bawah yang berbentuk segi empat. (MS)

*Tulisan ini adalah rangkuman dari diseminasi penelitian M. Syatibi Al-Haqiri dan E. Badri Yunardi yang diterbitkan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama tahun 2017.

sumber gambar: cakrawala.co

 

Leave a Response