Islam adalah agama samawi (agama langit), artinya agama yang diyakini oleh pemeluknya sebagai agama yang ajarannya bersumber dari firman Tuhan. Dalam keyakinan muslim, ajaran Islam diturunkan oleh Allah Swt pada Nabi Muhammad Saw, yang mana petunjuk itu terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Sebelum Islam hadir, sudah ada agama samawi sebelumnya. Sebab, sejak awal, Allah sudah menurunkan agama untuk membimbing manusia ke jalan kebaikan. Agama samawi sebelum Islam adalah Yahudi dengan kitab suci Taurat yang diturunkan pada Nabi Musa as. Sekarang, Taurat disebut terdapat dalam kitab Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama terdapat 5 sub-kitab Taurat, yaitu kitab Kejadian, Imamat, Masukan, Keluaran, dan Bilangan.
Kristen juga merupakan agama samawi dengan kitab suci Injil yang diturunkan pada Nabi Isa as. Sekarang, Injil disebut terdapat dalam kitab Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru terdapat 4 sub-Injil, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Terlepas dari kontroversi originalitas Taurat dan Injil masa sekarang, ajaran Islam membenarkan kalau Taurat dan Injil merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah swt pada Rasul-Nya. Dan hadirnya Islam dengan kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw, menjadi penyempurna agama-agama samawi sebelumnya.
Dalam buku “Atlas Agama-agama” karya Syekh Sami bin Abdullah al-Maghlouth, dijelaskan kalau Islam adalah keyakinan penutup (agama penutup/penyempurna) sekaligus inti dan ruh bagi semua agama samawi.
Risalah Islam datang untuk menjadi solusi bagi segala masalah dalam masyarakat (umat manusia), baik masalah agama, sosial, ekonomi, bahkan politik. Islam adalah agama yang sekaligus menjadi sistem aturan kehidupan.
Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama, yuslimu, islam, yang dalam bukunya Prof. Abdul Karim berjudul “Islam Nusantara” dijelaskan memiliki beberapa makna. Pertama, melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin. Kedua, berserah diri, menundukkan diri, atau taat sepenuh hati. Ketiga, masuk dalam salam, yaitu selamat sejahtera, damai, hubungan yang hormonis, atau keadaan tanpa noda dan cela.
Jadi spirit Islam adalah berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah demi tercapainya kepribadian yang baik dan bersih dari dosa, hubungan yang harmonis damai sesama manusia, dan selamat sejahtera di dunia dan akhirat.
Orang yang berislam berarti masuk dalam salam (keselamatan). Selamat dirinya dan membawa selamat bagi kehidupan manusia dan alam. Sehingga muslim sejatinya adalah manusia yang menjaga dirinya tetap baik (selamat), senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan Allah swt, manusia (termasuk nonmuslim), dan alam.
Jadi, kalau ada muslim kok ya belum bisa menjaga nilai toleransi, suka meneror kaum minoritas, atau mencela nonmuslim. Maka totalitas keislamannya masih harus diperhatikan dan ditingkatkan.
Prof. Abdul Karim dalam bukunya “Islam Nusantara”, menjelaskan kalau ada 7 karakteristik dalam ajaran Islam:
Pertama, ajaran Islam sederhana, rasional, dan praktis. Islam adalah agama dengan ajaran yang sederhana. Semua manusia (yang berislam) pasti mampu mengamalkan ajaran Islam, sebab ajaran Islam tak berat bagi para pemeluknya. Islam juga merupakan agama yang memotivasi manusia (yang berislam) agar senantiasi berpikir dalam merespon berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Kedua, kesatuan antara kebendaan dan kerohaniaan. Islam tak membagi kehidupan antara yang materiil dan spiritual. Keselamatan spiritual dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber daya materiil. Misalnya, harta benda yang bisa dimanfaatkan untuk membantu manusia lain.
Ketiga, Islam memberi petunjuk bagi seluruh segi kehidupan manusia, meskipun sebagian petunjuk masih bersifat umum. Jadi, ajaran Islam melingkupi seluruh segi kehidupan manusia. Jalan keselamatan ajaran Islam tak hanya mengatur ibadah berupa hubungan antara manusia dan Tuhan. Namun, juga mengatur hubungan antara manusia dan manusia, serta hubungan antara manusia dan alam.
Keempat, keseimbangan antara individu dan masyarakat. Ajaran Islam mengakui keberadaan manusia sebagai individu dan mewajibkan setiap manusia memiliki tanggung jawab pribadi antara dirinya dengan Tuhan.
Islam juga mendorong rasa tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, Islam mewajibkan salat sebagai bentuk hubungan antara individu dengan Tuhan, dan mewajibkan zakat sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab dalam kehidupan masyarakat bersama.
Kelima, keuniversalan dan kemanusiaan. Ajaran Islam ditujukan untuk seluruh umat manusia, bukan untuk sebagian suku saja. Rahmat Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Islam juga adalah agama kemanusiaan, artinya agama yang melindungi segenap keselamatan manusia sebagai manusia. Maka hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, jelas juga bertentangan dengan spirit keislaman.
Keenam, ketetapan dan perubahan. Al-Qur’an dan sunnah berisi pedoman abadi dari Allah swt yang tak terikat oleh batasan ruang dan waktu. Namun, adanya beberapa pedoman bersifat umum, sehingga masih memberikan peluang ijtihad dalam aplikasi pada setiap kondisi masyarakat.
Ini membuat Al-Qur’an dan sunnah selalu sesuai dengan setiap ruang dan waktu. Artinya Al-Qur’an dan Sunnah akan selalu menjadi pedoman hidup utama umat Islam di mana pun dan kapan pun.
Ketujuh, Al-Qur’an sebagai pedoman suci umat Islam yang telah berumur 15 abad tetap terjamin kesucian dan kemurniannya. Dan sampai kapan pun originalitas Al-Qur’an tetap akan terjaga, sebab Al-Qur’an adalah firman Tuhan dan mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw yang akan selalu menjadi pedoman hidup utama umat Islam sepanjang masa.
Pada dasarnya, Islam adalah agama yang menuntun manusia dalam jalan keselamatan dunia dan akhirat. Manusia yang berislam baik hubungannya dengan Tuhan. Baik hubungannya dengan manusia lain, tak hanya sebatas sesama muslim, namun juga dengan nonmuslim. Dan baik hubungannya dengan alam, melingkupi makhluk hidup lainnya dan lingkungan tempat tinggal manusia.
Dengan demikian, sikap sewenang-wenang, intoleransi, merendahkan manusia hanya karena beda agama, menzalimi hewan (termasuk yang diharamkan dimakan: babi dan anjing), merusak alam, dan perbuatan sejenis lainnya itu tak baik dan bertentangan dengan spirit keislaman. Hal ini Sebab spirit keislaman adalah keselamatan dunia dan akhirat. Dan muslim adalah orang yang selamat dirinya dan membawa selamat bagi kehidupan manusia dan alam.