Sepertinya tidak asing kita sering mendengar ungkapan para orang tua atau guru-guru mengenai bahwa kelak di surga semua yang kita makan dan minum tidak menjadi kotoran sedikit pun? Imajinasi anak kecil pasti berpikir “betapa enaknya makan dan minum dengan puas di surga tanpa berpikir kenyang kemudian tidak ada buang air kecil atau besar”.
Lalu ke mana makanan yang kita makan kalau tidak menjadi kotoran? Ada yang menyebut apa yang kita makan dan minum akan menjadi keringat. Terlepas dari benar tidaknya, ada kisah menarik mengenai tidak ada kotoran manusia di surga.
Dialah Iyas bin Mu’awiyah. Seorang ulama yang lahir di daerah Yamamah, Najed. Kemudian ia dan keluarganya pindah ke Basrah. Sejak kecil ia terkenal akan kecerdasannya. Banyak orang membicarakan kehebatannya meskipun masih usia kanak-kanak.
Iyas bin Mu’awiyah pernah belajar ilmu hisab di sebuah sekolah yang ternyata pengajarnya adalah seorang Yahudi. Suatu hari, teman-temannya yang dari kalangan Yahudi sedang berkumpul bersama Guru Yahudi Iyas bin Mu’awiyah. Mereka tengah asyik mengobrol. Iyas bin Mu’awiyah juga turut mendengarkan obrolan tersebut meski dari kejauhan.
Teman-teman Yahudi Iyas bin Mu’awiyah sedang mengobrol perihal agama mereka. Bahkan sang guru juga ikut mengobrol. Saking asyiknya mengobrol, mereka tidak menyadari bahwa Iyas bin Mu’awiyah juga menyimak obrolan tersebut.
“Apakah kalian tidak merasa heran kepada kaum muslim, wahai murid-murid?” ucap Guru Yahudi Iyas bin Mu’awiyah. “Mereka mengatakan bahwa kelak di surga mereka makan tanpa ada buang air besar!”
Mendengar obrolan yang terdengar tidak terlalu enak itu, Iyas bin Mu’awiyah datang dan mengajukan argumennya.
“Wahai guru, bolehkah aku memberikan pendapat dalam perkara yang kalian bicarakan ini?” tanya Iyas bin Mu’awiyah.
“Silakan wahai Iyas bin Mu’awiyah!” jawab Guru Yahudi tersebut.
“Apakah setiap yang kita makan akan menjadi kotoran?” tanya Iyas bin Mu’awiyah.
“Tentu saja tidak!” ucap Guru Yahudi.
“Terus ke mana makanan yang tidak menjadi kotoran tersebut?”
“Makanan tersebut menjadi nutrisi bagi tubuh” jawab Guru Yahudi.
“Jika demikian, apa alasan kalian tidak mempercayai itu (tidak ada kotoran manusia di surga)? Jika makanan yang kita makan di dunia saja sebagian menjadi nutrisi bagi tubuh, maka tentu tidaklah mustahil apabila di surga seluruh makanan diserap tubuh menjadi makanan jasmani.” Iyas bin Mu’awiyah I menjelaskan pendapatnya dengan jelas.
Mendengar jawaban ini semua terdiam, termasuk Guru Yahudi tersebut. Sebuah jawaban yang sangat cerdas dari seorang Iyas bin Mu’awiyah. Jawaban yang sangat logis.
Iyas bin Mu’awiyah memang seorang ulama yang terkenal akan kemampuan berlogika. Logika merupakan hal penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan di masa sejarah Islam.
Kisah Iyas bin Mu’awiyah ini menjadi bukti kehebatan para ulama terdahulu dalam berlogika selain sebagai ahli ibadah dan ilmu lainnya.
Sumber: Ali Abdullah: Kisah Hikmah Para Sufi dan Ulama Salaf. Hal 108-110