IQRA.ID, Abu Dhabi – Di tengah lingkungan strategis global dan regional yang tengah berubah cepat, tantangan dan krisis dunia menuntut banyak negara untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Khususnya dalam hal menjaga perdamaian dunia, upaya moderasi dan toleransi beragama perlu ditekankan pada segenap lapisan masyarakat.
“Solusi manajemen moderasi beragama merupakan instrumen penting dalam mencegah konflik, membangun konsensus, dan menjaga persatuan dan kesatuan suatu bangsa dan tatanan dunia yang damai,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan pidato kunci secara virtual dalam Abu Dhabi Forum for Peace ke-9, Selasa (8/11/2022).
Wapres lantas mengimbau masyarakat internasional untuk terus mendorong diplomasi Islam Wasathiyyah, Islam yang Rahmatan lil Alamin bagi dunia internasional.
“Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk mempromosikan poros Wasathiyah Islam Dunia, dimana umat Islam membangun etika global (global ethics), saling memahami, saling menghormati, dan saling ketergantungan. Dunia Islam harus bangkit untuk membangun peradaban dunia yang harmonis,” urainya.
Menurut Wapres, kerja sama, dukungan, dan kemitraan strategis dari semua masyarakat global akan sangat berguna dalam mewujudkan perdamaian global dan regional yang berkelanjutan.
Lebih lanjut Wapres mengungkapkan, Indonesia juga aktif mengirimkan misi penjaga perdamaian dan misi kemanusiaan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu merupakan upaya mendorong dialog dalam penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
“Indonesia ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya penyelesaian diplomatik dengan pendekatan ‘win-win solution’ dari setiap konflik antar negara,” tutur Wapres, sebagaimana siaran pers yang diterima Redaksi Iqra.id.
Wapres lantas berbagi pengalaman bangsa Indonesia dalam memelihara kerukunan dan merawat persatuan di atas keberagaman agama. Ia menekankan bahwa bangsa Indonesia berusaha memegang prinsip kebebasan beragama sebagaimana tercantum dalam dasar ideologi Pancasila dan sistem negara Indonesia yang demokratis.
“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yang anggotanya terdiri dari majelis-majelis agama yang ada di Indonesia untuk mencegah terjadinya konflik berlatar belakang agama dan sekaligus menyelesaikan jika terjadi perselisihan internal dan antar-umat beragama,” terang Wapres.
Sebagai langkah konkret, Wapres mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia bersama segenap elemen bangsa berusaha menerapkan tradisi musyawarah dan kearifan lokal dalam menyelesaikan perbedaan dan konflik serta membangun teologi kerukunan untuk mencegah terjadinya konflik.
Sebagai informasi tambahan, Abu Dhabi Forum for Peace ke-9 dilaksanakan pada 8 hingga 10 November 2022. Mengangkat tema “Globalized Conflict and Universal Peace: Urgent Needs for Partnership”, tahun ini Abu Dhabi Forum for Peace berfokus pada mekanisme untuk menghadapi tantangan ekonomi, kesehatan, dan keamanan global.
Hadir dalam acara ini Menteri Toleransi PEA Sheikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan serta 500 lebih peserta dari 60 negara, 30 organisasi internasional, serta akademisi dan pimpinan lembaga kepemudaan. (DMA/AS/MZN)