Ulama ahli Tafsir dan Al-Qur’an asal Kab. Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha dalam suatu pengajian kitab tafsir bersama para santri menjelaskan tentang dalil doa bisa sampai mayit yang berada di kuburan. [Link video ada di bawah]

Berikut penjelasan Gus Baha:

Selama ini ada beberapa mazhab dan beberapa aliran yang memberitahu bahwa mayit yang dikirimi doa itu tidak sampai. Alasannya, semua ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang hari akhirat itu dianggap berlaku juga untuk mayit.

Sehingga mereka mengatakan, orang yang ada di kuburan itu dianggap:

“Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna.”  (Q.S. Asy-Syu’ara’: 88)

Terus di beberapa dalil tentang akhirat dijadikan bukti bahwa orang yang sudah mati itu tidak dikirimi doa. Karena kalau sudah mati berarti sudah di alam akhirat.

Niku salah nggeh (itu salah ya)…!!

Jadi, kuburan iku belum akhirat, karena itu dulu ketika ada orang mati dishalati oleh Nabi. Kanjeng Nabi menshalati mayit, artinya menshalati orang yang sudah tidak bisa beramal. Tapi, kenyataannya dishalati oleh Nabi.

Kalau alasannya, “Tapi, karena belum dimakamkan. Kalau sudah dimakamkan kan tidak!”.

Nabi pernah menshalati secara ghaib. Waktu itu ada seorang tukang sapu masjid yang meninggal, lalu dimakamkan malam-malam karena (para sahabat) sungkan memberitahu kepada Nabi.

Setelah mengetahui, akhirnya Nabi shalat di kuburan. Itu (tukang sapu) sudah dimakamkan lho!

Nah, soal tata cara, orang itu bermacam-macam. Ada yang model 7 hari 40 hari. Kamu tidak cocok dengan tata cara tidak apa-apa, tapi harus cocok bahwa mayit itu bisa dikirimi doa.

Soal tata cara itu kalau tidak punya uang ya tidak usah mengadakan acara, nanti malah hutang ke tetangga.

Saya terangkan. Begini, di Al-Qur’an menurut teori Ahlussunah yaitu:

(Q.S. Al-Mu’minun: Ayat 100)

Orang kalau sudah mati itu ada hari di depan mereka yaitu barzakh yang batasnya sampai terjadinya hari kebangkitan. Tapi, semua kritikus tentang orang yang ngirimi doa mayit itu menggunakan dalil tentang akhirat.

Paham kan?

Saya ulangi lagi.

Kuburan itu belum akhirat. Sehingga kalau ada orang yang berdalil meski nyerocos (bicara tanpa henti), meyakinkan, pasti dalilnya orang tidak bisa dikirimi doa itu menggunakan ayat-ayat tentang akhirat.

Zaman Nabi masih hidup, kalau dikatakan ya begini,

Raudhah itu terasnya. Kuburan kemungkinannya beraroma surga atau neraka. Tapi ya belum surga dan belum neraka.

Ayatnya jelas: وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ.

Jadi, orang kalau mati itu ada di alam barzakh, di mana alam barzakh iku batasnya إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ, sampai terjadinya Hari Kebangkitan.

Makanya, Anda kalau mendoakan orang tua itu yang yakin. Bahwa itu masih di dunia. Jadi masih bisa disusuli untuk beramal.

Tapi, ya tidak bisa disusuli amal perbuatan saja, ya disusul hutang. Jadi orang kalau punya hutang itu rohnya gentayangan. Karena itu, jangan punya hutang banyak-banyak. Hal demikian itu masalah!

Karena hutang itu masalah beneran. Makanya saya meminta jangan berhutang kalau tidak mendesak, tapi kalau rezekinya memang dari berhutang, ya daripada mati malah repot nantinya.

Saya ulangi lagi ya, Anda harus percaya!

Guru-guru kita sampai Wali Songo itu orang-orang alim. Tidak mungkin  mendoakan mayit tanpa ada dasar! Sekarang ada beberapa aliran yang menganggap kiai-kiai dulu itu terlihat bodoh semua, karena digunakan itu dalil hari kiamat.

Saya berkali-kali debat sama mereka, nggak mudeng blas! (tidak paham sama sekali!).

Namun ketika tahu kalau saya hafal Al-Qur’an, saya tantang:

“Saya itu hafal Al-Qur’an, tapi ya tidak pernah mendengarkan orang bodoh seperti itu.”

Ketika saya terangkan ayat وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ. Dia mikir, “Ternyata saya salah, pak!”

Ya bukan ‘ternyata’, kan memang sudah salah dari dulu kok ‘ternyata’!

Seandainya orang (mayit) itu tidak bisa dikirimi doa, maka tidak akan ada ayat:

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Hasyr: Ayat 10)

Gunanya apa kamu meminta ampun seumpama memintakan ampunan itu tidak bermanfaat!

Jadi harus mengerti ya..? Orang di kuburan itu belum akhirat.

Ayatnya apa? وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ.

Jadi di depan mayit atau di depan orang yang sama-sama meninggal itu ada alam barzakh. Alam barzakh itu alam yang tidak bisa dikatakan dunia karena kenyataannya tidak bisa berhutang, tidak bisa gadaikan BPKB.

Paham ya? Tidak bisa dikatakan akhirat karena kenyataannya itu bukan surga juga bukan neraka, disebut “barzakh”. Barzakh itu pemisah antara alam dunia dan alam akhirat.

Link Sumber Video Ngaji:

Gus Baha – Dalil Doa untuk Mayit

Leave a Response