Abdullah bin Mubarak (118–181 H/ 736–797 M) adalah seorang sufi besar yang juga dikenal sebagai ahli fiqh, hadits, dan sejarah. Ia terkenal kaya dan dermawan. Muhammad bin Isa menceritakan bahwa, pada masa hidupnya, Abdullah bin Mubarak banyak melakukan lawatan ke Tarsus, sebuah kota di Turki. Dalam suatu perjalanannya, ia singgah di sebuah penginapan,di Raqqa (Siria). Setiap kali datang ke kota itu, terdapat seorang pemuda yang menyediakan kebutuhannya.
Pada suatu kali ketika ia singgah di Raqqa, ia tidak menjumpai pemuda itu. Karena terburu-buru untuk melanjutkan perjalanannya, ia tidak memperhatikan pemuda itu, meskipun telah mendengar desas-desus tentang musibah yang menimpanya.
Sekembalinya dari perjalannya, ia bertanya pada orang-orang, “Dimanakah pemuda yang biasanya melayani kebutuhanku?”
Salah seorang dari penduduk itu menjawab, “Ia ditahan karena beban hutang yang ditanggungnya,tuan.”
“Seberapa besar hutangnya?” lanjut Abdullah bin Mubarak.
“Sepuluh ribu dirham, tuan,” sahut seorang penduduk yang lain.
“Tolong tunjukkan padaku, siapa dan di mana rumah orang yang menghutanginya,” pinta Abdullah bin Mubarak.
Setelah malam tiba, Abdullah bin Mubarak mengundang orang yang menghutangi pemuda itu. Abdullah bin Mubarak lalu melunasi seluruh hutang pemuda itu seraya berkata, “Saya akan melunasi hutang pemuda itu dengan satu syarat, jangan ceritakan peristiwa ini kepada seorangpun selama aku masih hidup.”
Setelah itu, ia pun berlalu menembus malam meneruskan perjalanannya.
Ketika kembali singgah di kota itu, Abdullah bin Mubarak berjumpa dengan pemuda itu dan bertanya, “Dimanakah engkau beberapa waktu yang lalu? Mengapa engkau tidak terlihat di penginapan?”
Pemuda itu lalu bercerita, “Wahai Abu Abdirrahman, aku ditahan karena tidak mampu melunasi hutang.”
“Bagaimana kini kamu bisa bebas?” tanya Abdullah bin Mubarak seolah tidak tahu.
“Ada seseorang yang melunasinya sehingga aku terbebas. Akan tetapi, sampai kini, aku tidak tahu siapa orang itu,” jawabnya.
Abdullah bin Mubarak pun menimpali, “Anak muda, bersyukurlah kepada Allah yang telah menolongmu melunasi hutang melalui orang misterius itu.”
Sampai Abdullah bin Mubarak wafat, pemberi hutang itu menjaga janjinya. Ia tidak pernah bercerita kepada seorangpun.
Sumber: Kitab Alf Qishshoh wa Qishshoh min Qashas ash-Shalihin wa as-Shalihat wa nawadir az-Zahidin waz-Zahidat karya Haniy al-Hajj